Selain itu, ada beberapa jenis Upacara Labuan yang dikenal masyarakat Yogyakarta, di antaranya:
Meski terdapat beberapa jenis, Upacara Labuhan pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu memohon kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Baca juga: Apa Itu Upacara Abhiseka?
Bagi Kasultanan Yogyakarta, Upacara Labuhan identik dengan membuang benda-benda keraton ke Laut Selatan, Gunung Lawu, Gunung Merapi maupun tempat khusus lainnya.
Beberapa benda yang biasa dilarung atau dihanyutkan ke air di antaranya:
Secara umum, Upacara Labuhan dilaksanakan dengan melabuh uburampe yang sudah disiapkan.
Uburampe yang akan dilabuh berupa nasi tumpeng, jajan pasar, buah-buahan, dan berbagai macam bunga.
Setelah uburampe dilabuh, biasanya masyarakat akan memperebutkan uborampe dengan menceburkan diri ke pantai.
Sebagian masyarakat percaya bahwa uborampe yang sudah dilabuh dapat membawa berkah.
Pada saat Labuhan Ageng, pakaian Sultan juga akan dilabuh. Selain itu, benda-benda yang dilabuh dibagi menjadi empat bagian untuk dilabuh di empat tempat berbeda, yaitu di Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Kahyangan.
Sedangkan pada saat Labuhan Alit, benda-benda yang dilabuh dibagi menjadi tiga bagian untuk dilabuh di Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu.
Baca juga: Tradisi Rebo Wekasan: Asal-usul, Tujuan, dan Ritualnya
Masyarakat Parangtritis memiliki waktu tersendiri untuk melakukan Upacara Labuhan.
Biasanya, mereka melakukan Labuhan setiap tanggal 5 dan 6 Mei sampai Juni, atau setelah panen.
Pada hari Senin Pon, masyarakat memasang sesaji di tempat keramat, seperti Makam Syaikh Belabelu, Makam Syaikh Maulan Maghribi, dan di Cepuri.
Kemudian, pada hari Selasa Wage diadakan Bhekti Pertiwi dengan membawa sesaji dan doa bersama.
Labuhan juga dilaksanakan dengan cara melabuh uburampe yang sudah disiapkan. Masyarakat Parangtritis meyakini bahwa selama rutin melakukan upacara ini, maka desa mereka akan dijaga oleh Kanjeng Ratu Kidul.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat sekitar Parangtritis, bila upacara Labuhan tidak dilakukan, maka dapat mengakibitkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti berkurangnya hasil laut, atau laka laut.
Referensi :