Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omar Mukhtar, "Singa Padang Pasir" dari Libya

Kompas.com - 10/05/2022, 16:00 WIB
Gibran Aulia Muhammad,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Omar Al-Mukhtar Muhammad bin Farhat Bredan atau Omar Mukhtar adalah seorang mubalig dan sufi, serta pahlawan nasional Libya

Ia adalah anggota Senusy, sebuah organisasi militer dan keagamaan di Libya, yang memimpin perjuangan rakyat Libya melawan penjajahan Italia.

Omar mendapat julukan "Singa Padang Pasir", yang diambil dari julukan sahabat Nabi sekaligus Khulafaur Rasyidin, yaitu Umar bin Khattab.

Julukan ini diberikan kepadanya karena sifatnya yang pemberani, tegas dan disiplin.

Namun, perjuangan Omar harus terhenti saat ia ditangkap tentara Italia dan dihukum mati dengan cara digantung pada 1931.

Baca juga: Konflik Libya: Runtuhnya Rezim Muammar Khadafi

Kehidupan awal

Omar Mukhtar lahir di Desa Zawiyat Janzur, dekat Kota Tobruk, Libya, antara 1856-1862. Tanggal lahirnya memang tidak diketahui pasti.

Ketika itu, wilayah Libya disebut Kirenaika, wilayah pendudukan penjajah Italia.

Omar menjadi yatim piatu sejak usia belia. Sesuai wasiat sang ayah, ia diadopsi oleh Sharif Al-Ghariani, seorang ulama terkenal yang juga masih keluarga Omar.

Sejak kecil, Omar sudah mendapat pendidikan agama. Ia bersekolah di madrasah untuk belajar pengetahuan umum dan menghafalkan Al Quran.

Ketika dewasa, ia melanjutkan pendidikan dan juga mengajar di Universitas Al-Jaghbub, yang berafiliasi dengan kelompok sufi Senusy, sebuah kelompok militer dan keagamaan di Libya timur.

Setelah menempuh pendidikan selama delapan tahun, Omar lulus sebagai imam dan bergabung dengan kelompok Senusy dibawah kepimpinan Syaikh Muhammad Al-Mahdi Al-Senusy.

Baca juga: Politik Arab Spring di Timur Tengah (2011)

Setelah menyelesaikan studi, Omar kembali ke kampung halamannya untuk mengabdi ke masyarakat

Namun pada 1897, ia dipanggil oleh Syaikh Al Mahdi untuk menjadi ulama di timur kota Zawiyat Al-Qusour.

Omar juga diperintahkan untuk pergi ke Sudan sebagai perwakilan dari kelompok Senusy.

Di tengah perjalanan menuju Sudan inilah, ia mendapat gelar terkenalnya, "Singa Padang Pasir", karena sifatnya yang pemberani, tegas dan disiplin.

Baca juga: Mengapa Muhammad Iqbal Dijuluki Bapak Pakistan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com