Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Belanda Menjadikan Jajahannya sebagai Tanah Air Kedua

Kompas.com - 20/04/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Berdasarkan catatan sejarah, Belanda diketahui menjajah Indonesia selama sekitar 350 tahun, yakni sejak 1602 hingga 1942.

Tokoh Belanda yang pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia adalah Cornelis de Houtman, yang mendarat di Banten pada 1596.

Selanjutnya pada 1598, datang lagi rombongan bangsa Belanda ke Tanah Air yang dipimpin oleh Jacob van Neck dan Wybrecht van Waerwyck.

Sejak itu, bangsa Belanda mulai menjajah Indonesia dan kekuasaannya semakin kuat berkat kongsi dagang VOC yang pertama kali didirikan pada 1602.

Bahkan Indonesia seakan menjadi Tanah Air kedua bagi bangsa Belanda.

Lantas, bagaimana cara Belanda menjadikan jajahannya sebagai Tanah Air kedua?

Baca juga: Johan van Oldenbarnevelt, Pendiri VOC yang Dihukum Mati Belanda

Mengirimkan banyak orang Belanda ke negeri jajahan

Cara Belanda untuk menjadikan tanah jajahannya menjadi tanah airnya yang kedua adalah dengan mengirimkan orang Belanda sebanyak mungkin.

Masa penjajahan disebut sebagai kolonialisme. Kata kolonialisme berasal dari bahasa latin, colonia, yang berarti tanah atau jajahan.

Tujuan kolonialisme adalah mengelola tanah di daerah baru supaya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat atau wilayahnya.

Sementara tujuan kolonialisme bangsa Eropa adalah mengambil kekayaan sumber daya alam Indonesia demi mengembangkan industri dan memenuhi kejayaannya.

Pada awal kependudukan Belanda di Indonesia, salah satu cara yang diambil untuk bisa menguasai Tanah Air adalah dengan membentuk Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Persekutuan Dagang Hindia Timur.

VOC adalah kongsi dagang Belanda yang berdiri pada 20 Maret 1602 atas gagasan Johan van Oldenbarneveld.

Baca juga: Tujuan Belanda Membentuk VOC

Tujuan VOC adalah untuk menghindari persaingan antara para pedagang Belanda.

Sejak VOC berdiri, kapal-kapal niaga Belanda semakin banyak yang melakukan perdagangan di Banten dan Sunda Kelapa.

Kegiatan dagang ini dipelopori oleh para pedagang Kota Amsterdam yang mendapat izin dari wali kotanya untuk memonopoli perdagangan antara Amsterdam dan Asia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com