KOMPAS.com - Kesultanan Bahmani merupakan salah satu kerajaan Islam yang pernah berdiri di India.
Kerajaan ini didirikan oleh Alauddin Bahman Shah pada 1347 di Kalaburagi atau Gulbarga, di India Selatan.
Selama berdiri, Kesultanan Bahmani terus mengalami konflik dengan kerajaan Hindu, Vijayanagara, yang juga berdiri di India Selatan.
Hingga akhirnya, Bahmani pecah pada abad ke-16, dan sisa-sisa wilayahnya membentuk Kesultanan Dekkan.
Baca juga: Kesultanan Delhi: Berdirinya, Sistem Pemerintahan, dan Kemunduran
Sebelum mendirikan Kesultanan Bahmani, Alauddin Bahman Shah memiliki nama asli Zafar Khan.
Ia menjabat sebagai gubernur di wilayah Dekkan, yang masih menjadi kekuasaan Kesultanan Delhi (1206-1526).
Pada 1347, Zafar Khan memberontak terhadap Kesultanan Delhi dengan yang dibantu oleh Naziruddin Ismail Shah.
Setelah pemberontakan itu berhasil, Zafar Khan mendirikan kerajaan sendiri dan mendapat gelar Alauddin Bahman Shah ketika resmi menjadi raja pertama Kesultanan Bahmani.
Peristiwa itu menandai berdirinya Kesultanan Bahmani, dengan pusat pemerintahan berada di Kota Hasanabad (Gulbarga).
Alauddin Bahman Shah memimpin Kesultanan Bahmani mulai 1347 hingga 1358. Setelah itu, takhta kerajaan jatuh ke tangan putranya, Mohammad Shah I.
Baca juga: Sejarah Singkat Kekaisaran Sur di India
Kesultanan Bahmani mengalami masa kejayaan di era Sultan Muhammad Shah Bahmani III (1463-1482).
Pada awal pemerintahannya, Sultan Muhammad Shah Bahmani III masih kecil, sehingga harus didampingi oleh Wazir Mahmud Gawan (1466-1481).
Mahmud Gawan, yang menjadi wali Sultan, melakukan kemajuan dengan mendirikan fasilitas pendidikan Islam atau madrasah, yang bernama Madrasah Mahmud Gawan.
Pada masa ini, Kesultanan Bahmani juga terkenal sebagai penghasil kerajinan dari tembaga dan perak yang dikenal dengan Bidri.
Di bidang arsitektur, bangunan era Kesultanan Bahmani dipengaruhi oleh gaya arsitektur Persia.