Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja-raja Kesultanan Mughal

Kompas.com - 27/12/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesultanan Mughal merupakan sebuah negara yang sempat memerintah Afghanistan, Balochistan, dan sebagian besar benua India antara tahun 1526-1857.

Pendiri dinasti Mughal yang berpusat di India adalah Zahiruddin Babur, cucu Timur Lenk, yang merupakan keturunan Genghis Khan dari Mongol.

Selama lebih dari tiga abad berdiri, terdapat 19 raja yang pernah memimpin kerajaan ini.

Lantas, siapa saja raja-raja Kesultanan Mughal?

Baca juga: Kesultanan Mughal: Sejarah, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Zahiruddin Muhammad/Babur (1526-1530)

Zahiruddin Muhammad atau Babur adalah seorang penakluk dari Asia Tengah yang mendirikan wangsa Mughal di India.

Ia merupakan keturunan langsung Timur Lenk melalui sang ayah dan juga keturunan Genghis Khan dari keluarga ibunya.

Oleh karena itu, atas dasar kenyataan sejarah, Kerajaan Mughal merupakan warisan dari kebesaran Timur Lenk, pendiri dinasiti Timurid di Persia dan Asia Tengah.

Babur mendirikan Kesultanan Mughal pada 30 April 1526 dan memerintah hingga 26 Desember 1530.

Nasiruddin Muhammad/Humayun (1530-1540)

Naziruddin Muhammad atau yang dikenal sebagai Humayun lahir pada 7 Maret 1508.

Ia merupakan Kaisar Mughal kedua (1530-1540), yang berhasil menguasai wilayah cukup besar yang saat ini menjadi bagian dari Afghanistan, Pakistan, dan bagian utara India.

Semasa kepemimpinannya, Humayun sempat kehilangan wilayah Mughal kepada Sher Shah Suri, pendiri Kekaisaran Sur di India Utara.

Beruntung, Humayun, penerus Kerajaan Mughal, berhasil merebut kembali kekuasaannya dari Sher Shah Suri 15 tahun kemudian dengan dibantu Dinasti Iran Safawiyyah.

Baca juga: Kesultanan Utsmaniyah: Sejarah, Sultan, Kejayaan, dan Keruntuhan

Jalaluddin Muhammad/Akbar(1556-1605)

Raja Jalaluddin AkbarThoughtco Raja Jalaluddin Akbar

Jalaluddin Muhammad atau Akbar-e-Azam adalah Sultan Mughal ketiga yang memerintah sejak 15 Oktober 1556 hingga 27 Oktober 1605.

Ia diangkat menjadi sultan ketika masih berusia 13 tahun, karena harus menggantikan ayahnya, Humayun, yang wafat.

Meskipun usianya terbilang masih sangat muda, Jalaluddin mampu memimpin dengan sangat baik, bahkan membawa kerajaannya menuju puncak kejayaan.

Di bawah kendalinya, Kesultanan Mughal tidak hanya maju di bidang politik dan militer, tetapi juga di bidang ekonomi, pendidikan, arsitektur, seni dan budaya, serta keagamaan.

Pada akhir pemerintahannya, kerajaannya berhasil menguasai wilayah yang cukup besar di bagian Utara India.

Jalaluddin pun menjadi sosok yang paling dihargai karena memiliki pemikiran yang liberal terhadap agama, budaya, dan kepercayaan.

Baca juga: Kesultanan Delhi: Berdirinya, Sistem Pemerintahan, dan Kemunduran

Sultan Mughal ke-4, JahangirWikipedia Sultan Mughal ke-4, Jahangir

Nuruddin Muhammad Salim/Jahangir (1605-1627)

Raja setelah Jalaludin Akbar adalah Nuruddin Muhammad Salim, atau yang dikenal dengan nama Jahangir.

Jahangir lahir pada 30 Agustus 1569, sebagai anak ketiga dan tertua yang hidup dari Jalaluddin Akbar.

Kejayaan yang diraih Akbar pun masih dapat dipertahankan oleh putranya yang memerintah Kesultanan Mughal sejak 1605 hingga 1627 ini.

Di bawah kekuasaannya, Mughal memiliki pertahanan militer yang tangguh dan sukar ditaklukkan.

Selain itu, sistem pemerintahan yang telah diterapkan oleh Akbar juga membawa kemajuan dalam segala bidang lainnya.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Taj Mahal

Shahabuddin Muhammad Khurram/Shah Jahan (1628-1658)

Shahabuddin Muhammad Khurram atau Shah Jahan adalah Sultan Mughal kelima yang memerintah sejak 19 Januari 1628 hingga 31 Juli 1658.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com