Mereka diberi tugas untuk mengadakan pemilihan umum (pemilu) dan merancang pemerintahan yang resmi untuk memerdekakan Korea.
Rencana ini juga mendapat dukungan dari beberapa tokoh nasionalis, seperti Syngman Rhee dan para pendukungnya.
Baca juga: Dinasti Goryeo: Sejarah, Kehidupan, Raja-raja, dan Keruntuhan
Pada 10 Mei 1948, pemilihan umum di Korea untuk pertama kalinya digelar, di bawah pendudukan militer Amerika, dengan pengawasan dari PBB.
Pemilu ini merupakan tonggak sejarah politik Korea. Pasalnya, rakyat Korea sebelumnya belum pernah diberi kesempatan untuk memilih badan legislatif nasional.
Hasilnya, mayoritas suaranya mendukung pendirian Republik Korea. Pada akhirnya, Republik Pertama Korea pun didirikan pada 15 Agustus 1948.
Syngman Rhee kemudian diangkat sebagai presiden pertama Korea Selatan dan 15 Agustus 1948 diperingati sebagai hari kemerdekaan Korea Selatan.
Setelah menjabat sebagai presiden, Syngman Rhee menyusun beberapa undang-undang, yang berisi pernyataan kebebasan, aturan-aturan, serta hak dan kewajiban seluruh rakyat Korea.
Pemerintah juga mewajibkan warganya untuk menjadi pasukan pembela negara dari ancaman negara luar, karena traumanya atas penjajahan Jepang.
Aturan ini sekarang dikenal dengan sebutan wajib militer (wamil).
Referensi: