Gusti Dawuh juga berhasil memperluas wilayah kekuasaan Tabanan dengan menaklukkan Pandak, Kekeran, Kedari, dan Nyitdah, yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Raja Penida.
Meski saat itu terjadi pemberontakan di Kaba-Kaba, Bandesa, Kurambitan, Blungbang dan Sapwan, Kerajaan Tabanan masih berdaulat dan semakin meningkatkan pamornya.
Selanjutnya, Tabanan berada di bawah pemerintahan Raja Bathara Lepas Pamade atau Ida Cokorda Tabanan, yang berkuasa antara 1725 hingga 1750.
Pada era ini muncul kerajaan-kerajaan di Pulau Bali yang saling berebut kekuasaan. Akan tetapi, Tabanan tidak terpengaruh dan masih dapat mempertahankan kedaulatannya.
Baca juga: Kerajaan Karangasem: Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan
Berkuasanya Belanda di Bali membuat beberapa kerajaan yang berdiri di sana takluk dan tunduk pada secara penuh pada awal tahun 1900-an.
Hal ini juga terjadi pada Tabanan, yang tunduk pada Belanda dan merubah status kerajaan menjadi regent atau daerah swaparja.
Setelah Belanda menyerah dan Bali berada dalam kekuasaan Jepang, status birokrasinya berubah menjadi sutyo rinmei.
Kemudian setelah Indonesia merdeka, Kerajaan Tabanan berubah statusnya menjadi kabupaten atau Daerah Tingkat II di bawah pemerintahan Republik Indonesia.
Refensi: