Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerajaan Tabanan: Sejarah, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Menurut Babad Arya Tabanan, raja pertama Kerajaan Tabanan adalah Arya Kenceng, yang merupakan keturunan Majapahit.

Pada awalnya, kerajaan ini berada di bawah dinasti Gelgel yang saat itu menguasai seluruh Bali.

Sejak didirikan pada abad ke-14, Kerajaan Tabanan terus berkembang hingga mencapai masa kejayaan pada abad ke-17, ketika diperintah oleh Sri Magada Sakti.

Sejarah berdirinya

Sejarah berdirinya Kerajaan Tabanan berkaitan erat dengan Kerajaan Majapahit. Pada masa pemerintahan Tribhuanatunggadewi (1329-1350), Majapahit ingin menyatukan kembali Bali dalam kekuasaannya.

Karena tidak dapat ditundukkan dengan cara diplomasi, Majapahit mengirim Gajah Mada dan Adityawarman (Arya Damar) bersama para Arya untuk menguasai Bali.

Adityawarman adalah adipati Palembang yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan Raja Majapahit dari garis ibu.

Dalam serangan itu, Arya Kenceng, putra Adityawarman, memimpin pertempuran dari selatan. Pada 1343, Bali akhirnya jatuh ke tangan Majapahit.

Untuk mengatasi kekosongan pemerintahan di Bali, Raja Majapahit melantik Sri Kresna Kepakisan menjadi Raja Bali pada 1352 M.

Dalam pelantikan itu, juga diadakan pembagian wilayah Bali bagi para Arya, di mana Arya Kenceng ditugaskan di Tabanan.

Setelah Arya Kenceng diangkat menjadi Anglurah Tabanan pada 1352, ia segera membangun istana Buahan di Desa Pucangan dan bergelar Bhatara Arya Kenceng.

Arya Kenceng merupakan raja pertama yang menurunkan penguasa Kerajaan Tabanan selanjutnya.

Pada masa kekuasaan raja ketiganya, yaitu Sirarya Ngurah Langwang atau Prabu Singasana, istana dipindahkan dari Desa Pucangan ke Puri Agung Tabanan.

Masa kejayaan Kerajaan Tabanan

Kejayaan Tabanan terjadi pada masa pemerintahan Raja Ki Gusti Dawuh yang bergelar Sri Magada Sakti (1650-1725).

Pada saat itum Tabanan sangat tertib dan aman, yang selanjutnya memisahkan diri dari kekuasaan Kerajaan Gelgel.

Gusti Dawuh juga berhasil memperluas wilayah kekuasaan Tabanan dengan menaklukkan Pandak, Kekeran, Kedari, dan Nyitdah, yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Raja Penida.

Meski saat itu terjadi pemberontakan di Kaba-Kaba, Bandesa, Kurambitan, Blungbang dan Sapwan, Kerajaan Tabanan masih berdaulat dan semakin meningkatkan pamornya.

Selanjutnya, Tabanan berada di bawah pemerintahan Raja Bathara Lepas Pamade atau Ida Cokorda Tabanan, yang berkuasa antara 1725 hingga 1750.

Pada era ini muncul kerajaan-kerajaan di Pulau Bali yang saling berebut kekuasaan. Akan tetapi, Tabanan tidak terpengaruh dan masih dapat mempertahankan kedaulatannya.

Runtuhnya Kerajaan Tabanan

Berkuasanya Belanda di Bali membuat beberapa kerajaan yang berdiri di sana takluk dan tunduk pada secara penuh pada awal tahun 1900-an.

Hal ini juga terjadi pada Tabanan, yang tunduk pada Belanda dan merubah status kerajaan menjadi regent atau daerah swaparja.

Setelah Belanda menyerah dan Bali berada dalam kekuasaan Jepang, status birokrasinya berubah menjadi sutyo rinmei.

Kemudian setelah Indonesia merdeka, Kerajaan Tabanan berubah statusnya menjadi kabupaten atau Daerah Tingkat II di bawah pemerintahan Republik Indonesia.

Refensi:

  • Taniputera, Ivan. 2017. Ensiklopedi kerajaan-kerajaan Nusantara: hikayat dan sejarah. Yogyakarta: AR-Ruzz

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/14/150000079/kerajaan-tabanan--sejarah-raja-raja-masa-kejayaan-dan-keruntuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke