Pada akhirnya, Tri Koro Dharmo melakukan kongres pertamanya pada tanggal 12 Juni 1918 di Solo, Jawa Tengah.
Hasil dari kongres pertama ini adalah perubahan nama dari Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java.
Perubahan nama ini dimaksudkan agar organisasi lebih bisa merangkul para pemuda dari Sunda, Madura, dan Bali.
Pada 1919, Jong Java menyelenggarakan kongres kedua di Yogyakarta, yang membahas tentang beberapa hal, yakni:
Baca juga: Jong Ambon Bawa Misi Mulia di F4 China
Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres ketiga di Solo, yang dilanjutkan dengan kongres keempat di Bandung pada 1921.
Tujuan dari dua kongres yang terakhir itu adalah membangunkan cita-cita Jawa Raya dan mengembangkan rasa persatuan antarsuku bangsa di Indonesia.
Kemudian dalam kongres kelima, yang diselenggarakan di Solo pada 1922, ditegaskan bahwa Jong Java tidak akan bergerak dalam bidang politik. Anggotanya juga dilarang untuk masuk partai politik.
Kegiatan yang dilakukan Jong Java adalah seputar kegiatan sosial, budaya, pemberantasan buta huruf, seni, dan sejenisnya.
Dengan begitu, bentuk perjuangan organisasi ini adalah melalui diplomasi kesenian dan pendidikan.
Meski tidak menyentuh ranah politik, Jong Java tetap memastikan anggotanya mampu berkontribusi dalam perjuangan nasionalisme Indonesia.
Baca juga: Jong Bataks Bond: Latar Belakang dan Tokoh-tokohnya
Kendati telah ditegaskan dalam kongres terakhirnya, Jong Java ternyata mulai terseret ke dalam dunia politik, utamanya setelah tokoh Sarekat Islam, Haji Agus Salim, masuk.
Pada 1924, pengaruh Sarekat Islam terasa lebih kuat, sehingga membuat beberapa tokoh yang berpegang teguh asas Islam memutuskan keluar dari Jong Java dan membentuk Jong Islamieten Bond.
Tidak lama setelah Jong Java muncul, organisasi sejenis juga mulai terbentuk, seperti Jong Sumatranen Bond, Pasundan, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batavia, Sekar Rukun, dan Pemuda Betawi.
Oleh sebab itu, Jong Java memutuskan melakukan kongres di Solo pada 27-31 Desember 1926.
Hasilnya adalah, tujuan organisasi resmi diubah, di mana Jong Java akan mulai lebih bergerak ke arah politik, dengan menyerap gagasan persatuan dan pencapaian Indonesia merdeka.
Baca juga: Jong Islamieten Bond: Latar Belakang, Tujuan, dan Tokoh