Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpasan Pemberontakan PRRI

Kompas.com - 08/12/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Operasi Sapta Marga I dipimpin Letkol Sumarsono dan dikirim ke Sulawesi Tengah untuk segera membantu para putra daerah setempat yang melakukan perlawanan terhadap pemberontak.

Letkol Sumarsono bersama dengan pasukan Frans Karangan (tokoh yang turut melawan PRRI di Sulawesi) pun berupaya untuk menghadapi para pemberontak hingga berhasil menduduki lapangan Palu pada 1 April 1958.

Baca juga: Latar Belakang Pemberontakan Republik Maluku Selatan

Operasi Sapta Marga II

Setelah Operasi Sapta Marga I berhasil menguasai Sulawesi Tengah, operasi militer dilanjutkan dengan Operasi Sapta Marga II. 

Tujuan dari Operasi Sapta Marga II adalah untuk merebut Kota Gorontalo, lapangan terbang Tolotio, dan daerah-daerah di sekitarnya. 

Operasi Sapta Marga II yang dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono mulai menjalankan tugasnya pada 19 Mei 1958. 

Sama seperti pasukan-pasukan sebelumnya, Operasi Sapta Marga II tidak membutuhkan waktu lama untuk menaklukkan Kota Gorontalo. 

Operasi Sapta Marga III

Operasi Sapta Marga III dipimpin oleh Letkol Magenda dan bertugas untuk membebaskan Sangir-Talaud dari gerakan PRRI.

Setelah pasukan Operasi Sapta Marga III dikirim, mereka berhasil menguasai Sangir-Talaud tanpa kesulitan pada 23 Mei 1958.

Baca juga: Penumpasan Pemberontakan DI/TII

Operasi Sapta Marga IV

Setelah Operasi Sapta Marga I, II, dan III dikirim, operasi ke-4 pun diturunkan di Kota Manado, yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.

Pada 16 Juni 1958, semua pasukan Operasi Sapta Marga IV mendarat di Kema dan mulai menjalankan tugas hingga Kema berhasil ditaklukkan. 

Dengan mendaratnya semua pasukan di Kema, operasi di daratan Sulawesi Utara diubah namanya menjadi Operasi Merdeka. 

Setelah Kema dikuasai, serangan selanjutnya dilancarkan ke utara Manado, timur Bitung, dan barat untuk merebut Makalisung. 

Sayangnya, pada 18 Juni 1958, wilayah Airmadidi yang terletak di Selatan Manado berhasil dikuasai PRRI. 

Untuk mengatasi hal tersebut, maka pasukan Operasi Sapta Marga IV harus menguasai kota-kota lain di Manado. 

Pada akhirnya, tanggal 21 Juni 1958, pasukan berhasil merebut daerah Wori yang terletak hanya beberapa kilometer saja dari Manado. Dengan ini, maka berakhir sudah pengepungan kota Manado. 

Berbagai operasi militer yang dilancarkan untuk menghentikan gerakan PRRI pun berhasil.

Mendekati ujung tahun 1960, seluruh wilayah di Sumatra Barat pun berhasil dikuasai oleh tentara APRI. 

 

Referensi: 

  • Dinas Sejarah Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. (2018). Sejarah TNI-AD, 1945-1973: Peranan TNI-AD dalam Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dinas Sejarah Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com