Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpasan Pemberontakan PRRI

Kompas.com - 08/12/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) merupakan gerakan pertentangan antara pemerintah RI dan daerah yang terjadi pada 1950 di Sumatera.

Latar belakang munculnya gerakan PRRI adalah rasa tidak puas di daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat pada saat itu. 

Ketidakpuasan di daerah dipicu oleh adanya kesenjangan pembangunan di Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya. 

Akibatnya, terjadi berbagai revolusi di daerah. Untuk menumpas pemberontakan PRRI, pemerintah melancarkan serangkaian operasi militer. 

Baca juga: PRRI: Latar Belakang, Tuntutan, Anggota, Penumpasan, dan Dampaknya

Penumpasan PRRI

Pascakemerdekaan, kondisi pemerintahan di Indonesia masih belum stabil, sehingga kesejahteraan dan pemerataan pembangunan pun terasa sulit. 

Kesenjangan pembangunan yang terjadi di Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya kemudian memicu munculnya sentimen bahwa daerah dikesampingkan. 

Sentimen ini kemudian mengakibatkan terjadinya upaya-upaya revolusi di daerah. 

Buntut dari upaya-upaya tersebut adalah diklaimnya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh Letkol Ahmad Husein pada 15 Februari 1958. 

Dalam pemberontakannya, PRRI mengajukan beberapa ultimatum. Salah satu ultimatum yang diberikan PRRI/Permesta kepada pemerintah pusat adalah presiden harus mencabut mandat Kabinet Djuanda. 

Semenjak gerakan PRRI semakin gencar dilakukan, pemerintah pusat menganggap hal ini harus segera dihentikan. 

Untuk itu, pemerintah melakukan operasi gabungan dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Angkatan Perang RI (APRI) untuk menumpas gerakan PRRI.

Berikut ini serangkaian operasi militer yang dilakukan pemerintah untuk menumpas pemberontakan PRRI.

Baca juga: Gerakan Permesta: Latar Belakang, Tuntutan, dan Penumpasan

Operasi Tegas

Operasi Tegas dimulai pada 12 Maret 1958 dengan sasaran Riau yang dipimpin oleh Let. Kol. Kaharuddin Nasution. 

Pukul 05.00, operasi ini dimulai. Kemudian pada pukul 07.30, para kesatuan payung diterjunkan di Lapangan Udara Pekanbaru. 

Tidak butuh waktu lama, Lapangan Udara Pekanbaru pun berhasil dikuasai. Setelah itu, Satuan Tanjung Pinang yang bernama Komando Kuat diberangkatkan untuk terjun dalam penumpasan. 

Pada pukul 14.00, Kasad bersama dengan rombongannya pun mulai memasuki Kota Pekanbaru. 

Gerakan Operasi Tegas di Pekanbaru, Riau, dapat dikatakan tidak menghadapi kesulitan yang banyak, karena tidak ada perlawanan dari pihak pemberontak. 

Bahkan, keuntungan lain yang didapat dalam Operasi Tegas adalah disitanya senjata-senjata lawan yang baru saja diturunkan di pelabuhan udara tersebut. 

Baca juga: Upaya Penumpasan Pemberontakan APRA

Operasi 17 Agustus

Berdasarkan Surat Keputusan bersama antara Kasad, Kasal, dan Kasau, tanggal 9 April 1958 No. 010/P/GKS/1958, disusun Komando Operasi Gabungan 17 Agustus. 

Operasi 17 Agustus dipimpin oleh Kolonel Infanteri A Yani. Setelah komando dibentuk, operasi mulai dilancarkan pada 16 April 1958, dengan menjalankan kapal-kapal di perairan Padang.

Dengan strategi tersebut, lawan pun dibuat bingung karena timbul bermacam dugaan tentang kemungkinan di mana pasukan komando akan berlabuh.

Pasalnya, mereka bisa saja berlabuh di Tabing, Teluk Bayur, atau melalui Pantai Padang. 

Gerak tipuan inilah yang berhasil mengelabui musuh sehingga pendaratan yang sebenarnya sukses dilakukan pada 17 April 1958. 

Pasukan mendarat di daerah yang disebut Pantai Merah, yang terletak sekitar 1 kilometer sebelah barat lapangan udara Tabing. 

Pendaratan pasukan di Pantai Merah telah berhasil menduduki Kota Padang pada sore hari itu juga. 

Baca juga: Daud Beureueh, Pemimpin Pemberontakan DI/TII di Aceh

Keesokan harinya, gerakan dilanjutkan untuk menguasai Teluk Bayur, yang akhirnya berhasil diduduki pada pukul 01.00.

Tembakan perlindungan di Uluk Karang, 17 April 1958Buku Sejarah TNI-AD, 1945-1973: Peranan TNI-AD dalam mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia Tembakan perlindungan di Uluk Karang, 17 April 1958

Setelah dua tempat di Padang berhasil dikuasai pasukan, dilakukan konsolidasi untuk mendiskusikan gerakan lebih lanjut. 

Hasil konsolidasi diputuskan bahwa akan dilakukan pembersihan di sekitar daerah-daerah yang sudah diduduki. 

Operasi Sapta Marga I

Untuk menumpas PRRI di Sulawesi Tengah, dilakukan Operasi Merdeka, yakni gerakan operasi militer yang dipimpin oleh Letkol Inf. Rukmito Hendraningrat.

Operasi Merdeka terdiri dari Operasi Sapta Marga I, II, III, dan IV.

Operasi Sapta Marga I dipimpin Letkol Sumarsono dan dikirim ke Sulawesi Tengah untuk segera membantu para putra daerah setempat yang melakukan perlawanan terhadap pemberontak.

Letkol Sumarsono bersama dengan pasukan Frans Karangan (tokoh yang turut melawan PRRI di Sulawesi) pun berupaya untuk menghadapi para pemberontak hingga berhasil menduduki lapangan Palu pada 1 April 1958.

Baca juga: Latar Belakang Pemberontakan Republik Maluku Selatan

Operasi Sapta Marga II

Setelah Operasi Sapta Marga I berhasil menguasai Sulawesi Tengah, operasi militer dilanjutkan dengan Operasi Sapta Marga II. 

Tujuan dari Operasi Sapta Marga II adalah untuk merebut Kota Gorontalo, lapangan terbang Tolotio, dan daerah-daerah di sekitarnya. 

Operasi Sapta Marga II yang dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono mulai menjalankan tugasnya pada 19 Mei 1958. 

Sama seperti pasukan-pasukan sebelumnya, Operasi Sapta Marga II tidak membutuhkan waktu lama untuk menaklukkan Kota Gorontalo. 

Operasi Sapta Marga III

Operasi Sapta Marga III dipimpin oleh Letkol Magenda dan bertugas untuk membebaskan Sangir-Talaud dari gerakan PRRI.

Setelah pasukan Operasi Sapta Marga III dikirim, mereka berhasil menguasai Sangir-Talaud tanpa kesulitan pada 23 Mei 1958.

Baca juga: Penumpasan Pemberontakan DI/TII

Operasi Sapta Marga IV

Setelah Operasi Sapta Marga I, II, dan III dikirim, operasi ke-4 pun diturunkan di Kota Manado, yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.

Pada 16 Juni 1958, semua pasukan Operasi Sapta Marga IV mendarat di Kema dan mulai menjalankan tugas hingga Kema berhasil ditaklukkan. 

Dengan mendaratnya semua pasukan di Kema, operasi di daratan Sulawesi Utara diubah namanya menjadi Operasi Merdeka. 

Setelah Kema dikuasai, serangan selanjutnya dilancarkan ke utara Manado, timur Bitung, dan barat untuk merebut Makalisung. 

Sayangnya, pada 18 Juni 1958, wilayah Airmadidi yang terletak di Selatan Manado berhasil dikuasai PRRI. 

Untuk mengatasi hal tersebut, maka pasukan Operasi Sapta Marga IV harus menguasai kota-kota lain di Manado. 

Pada akhirnya, tanggal 21 Juni 1958, pasukan berhasil merebut daerah Wori yang terletak hanya beberapa kilometer saja dari Manado. Dengan ini, maka berakhir sudah pengepungan kota Manado. 

Berbagai operasi militer yang dilancarkan untuk menghentikan gerakan PRRI pun berhasil.

Mendekati ujung tahun 1960, seluruh wilayah di Sumatra Barat pun berhasil dikuasai oleh tentara APRI. 

 

Referensi: 

  • Dinas Sejarah Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. (2018). Sejarah TNI-AD, 1945-1973: Peranan TNI-AD dalam Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dinas Sejarah Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com