Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pemberontakan Andi Azis

Kompas.com - 08/09/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemberontakan Andi Azis berlangsung tanggal 5 April 1950.

Pemberontakan yang terjadi di Makassar ini dilatarbelakangi oleh penolakan Andi Azis terhadap kedatangan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Makassar.

Oleh sebab itu, sebelum mereka datang, Andi Azis bersama pasukannya menyerang markas APRIS di Makassar pada 5 April 1950 pagi, pukul 05.00 AM.

Andi Azis dan pasukannya juga melakukan penyerangan serta menduduki tempat-tempat penting di Makassar.

Baku tembak pun terjadi yang membuat kondisi kota Makassar dalam situasi yang menegangkan.

Pemberontakan yang berlangsung pelik ini memberikan dampak yang berpengaruh di Indonesia.

Dampak pemberontakan Andi Azis adalah:

  • Penyerangan ke Markas Tentara Nasional Indonesia (TNI)
  • Bergabungnya Negara Indonesia Timur dengan NKRI
  • Terbentuknya Pasukan Bebas
  • Penyerangan Markas Panglima Teritorium

Baca juga: Pemberontakan Andi Azis

Penyerangan ke Markas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Dampak pertama dari pemberontakan Andi Azis adalah penyerangan ke Markas TNI yang ada di Makassar oleh Andi Azis berhasil dikuasai.

Karena memiliki kekuatan yang jauh melebihi kekuatan APRIS dari TNI, Andi Azis dan pasukannya dapat berhasil menguasai kota Makassar dengan mudah.

Beberapa orang prajurit APRIS/TNI jatuh menjadi korban dan beberapa perwira termasuk Letnan Kolonel AJ Mokoginta juga berhasil ditawan.

Bergabungnya Negara Indonesia Timur dengan NKRI

Pada waktu itu, situasi politik di Makassar memang sedang tidak stabil akibat adanya demonstrasi dari dua kelompok yang berseberangan.

Kelompok anti-federal menuntut agar NIT secepatnya membubarkan diri dan bergabung dengan RI, sedangkan kelompok pro-federal berdemonstrasi untuk tetap mempertahankan NIT.

Namun, karena semakin banyak negara-negara bagian atau daerah yang bergabung dengan RI, sejak 22 April 1950, hanya tinggal tiga negara yang masih belum melebur, salah satunya NIT.

Akhirnya, Perdana Menteri Republik Idnonesia RIS, Moh Hatta mengadakan pertemuan dengan Sukawati (NIT). Mereka sepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Setelah itu, Sukawati, Wali Negara NIT mengumumkan jika NIT setuju untuk bergabung dengan NKRI.

Baca juga: Negara Indonesia Timur (RIS)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com