Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Ki Hajar Dewantara dalam Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 01/12/2021, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh nasionalis yang memperjuangkan bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan.

Bukti fisik sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam membela kepentingan bangsa dan negara yang sampai sekarang masih ada adalah adanya sekolah Taman Siswa di Yogyakarta.

Pada masa perjuangan, Ki Hajar Dewantara juga mendirikan organisasi Indische Partij.

Berikut ini peran Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia.

Bergabung dalam Budi Utomo

Pada 20 Mei 1908, dibentuk organisasi sosial dan politik yang bernama Budi Utomo. Organisasi ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat Indonesia dan berusaha untuk meningkatkan kemajuan penghidupan bangsa dengan cara mencerdaskan rakyatnya.

Tujuan tersebut lantas menarik perhatian beberapa tokoh terkemuka, salah satunya Ki Hajar Dewantara. 

Dalam organisasi Budi Utomo, Ki Hajar Dewantara berperan sebagai tokoh propaganda untuk menyadarkan masyarakat pribumi mengenai pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia. 

Baca juga: Awal Mula dan Cita-Cita Berdirinya Budi Utomo

Mendirikan Indische Partij

Awalnya, Ki Hajar Dewantara hanya seorang penulis dan jurnalis yang kemudian menjadi aktivis kebangsaan.

Ia diketahui tergabung dalam tokoh Tiga Serangkai bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo yang mendirikan sebuah organisasi bernama Indische Partij (IP).

Meskipun keadaan Jakarta genting disebabkan oleh Terror Belanda/Nica, Sekolah Taman Siswa di Jl. Garuda tetap dibuka (Juni 1946)KOMPAS Meskipun keadaan Jakarta genting disebabkan oleh Terror Belanda/Nica, Sekolah Taman Siswa di Jl. Garuda tetap dibuka (Juni 1946)

Berawal dari mendirikan IP pada 25 Desember 1912, Ki Hajar Dewantara menyadari bahwa jalan untuk melawan kolonialisme dimulai dari pendidikan.

Baca juga: Indische Partij: Pendiri, Latar Belakang, Program Kerja, dan Penolakan

Membentuk Komite Bumiputera

Setelah Indische Partij dibentuk, Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo melakukan pengajuan status badan hukum bagi organisasinya kepada Belanda. 

Namun, Gubernur Belanda Jenderal Idenburg menolak pengajuan status badan hukum tersebut karena IP dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam satu-kesatuan untuk menentang Belanda. 

Pasca-penolakan tersebut, Ki Hajar Dewantara membentuk Komite Bumiputera pada 1913. 

Komite Bumiputera dibentuk dengan tujuan untuk melancarkan kritik terhadap pemerintah Belanda yang hendak merayakan 100 tahun kebebasannya dari penjajahan Prancis. 

Ki Hajar Dewantara diabadikan 11 Maret 1959, sebulan sebelum meninggal.Dok. KOMPAS Ki Hajar Dewantara diabadikan 11 Maret 1959, sebulan sebelum meninggal.

Ki Hajar Dewantara melemparkan kritik mengenai perayaan tersebut lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). 

Akibat tulisan tersebut, Ki Hajar Dewantara pun ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda dan akan dibuang ke Pulau Bangka. Namun, ia lebih memilih untuk dibuang ke Belanda. 

Baca juga: Ki Hadjar Dewantara: Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya

 Mendirikan Taman Siswa

Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa di Yogyakarta pada 3 Juli 1922. 

Lewat Taman Siswa, ia berusaha memadupadankan pendidikan gaya Eropa dengan Jawa tradisional. 

Di sekolah ini juga, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan kesadaran terhadap siswa bumiputera akan hak-hak mereka untuk mendapat pendidikan.

Selain mendirikan sekolah, Ki Hajar Dewantara juga menciptakan semboyan pendidikan yang disebut Tut Wuri Handayani.

Tut Wuri HandayaniTribunnews.com Tut Wuri Handayani

Isi dari Tut Wuri Handayani yaitu:

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha (sang pendidik harus memberi teladan atau tindakan yang baik)
  • Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide)
  • Tut Wuri Handayani (seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan)

Bagi Ki Hajar Dewantara, pengajaran dalam pendidikan dimaknai sebagai upaya membebaskan anak didik dari ketidaktahuan serta sikap iri, dengki, dan egois.

Baca juga: 3 Semboyan Ki Hajar Dewantoro

Mencetuskan Pancadharma

Selain mencetuskan tiga semboyan, Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan lima asas pendidikan yang dikenal dengan Pancadharma, yakni:

  • Kodrat alam
  • Kemerdekaan
  • Kebudayaan
  • Kebangsaan
  • Kemanusiaan

Asas kodrat alam yaitu meyakini secara kodrati akal pikiran manusia dapat berkembang dan dikembangkan.

Selanjutnya kemerdekaan, yang berarti para peserta didik diarahkan untuk merdeka batin, pikiran dan tenaganya. 

Pendidik tidak hanya memberikan pengetahuan searah, tetapi membebeaskan peserta didik untuk merdeka mengembangkan dirinya secara mandiri. 

Asas ketiga ialah kebudayaan. Asas ini ingin menyadarkan peserta didik bahwa pendidikan didasari sebagai sebuah proses yang dinamis dan tidak berhenti. 

Berikutnya adalah asas kebangsaan. Asas kebangsaan ini memperjuangkan prinsip rasa kebangsaan yang harus tumbuh dalam dunia pengajaran. 

Diharapkan pendidikan dapat mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi berdasarkan daerah, suku, keturunan, dan agama.

Baca juga: Alasan Ki Hajar Dewantara Dikenal sebagai Bapak Pendidikan

Pancadharma yang terakhir adalah asas kemanusiaan. Asas ini menempatkan posisi manusia Indonesia dalam hubungan persahabatan antarbangsa.

Asas kemanusiaan mengarahkan peserta didik untuk menjalin persahabatan dengan bangsa lain, bukan sebaliknya.

Ilustrasi Ki Hadjar DewantaraKOMPAS/JITET Ilustrasi Ki Hadjar Dewantara

Menjadi Anggota BPUPKI

Menjelang kemerdekaan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). 

Kemudian, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno membentuk kabinet pertamanya, yaitu Kabinet Presidensial.

Di dalam Kabinet Presidensial, Ki Hajar Dewantara ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan RI. 

 

Referensi: 

  • Samho, Bartolomeus. (2013). Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Kanisius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com