Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Semboyan Ki Hajar Dewantoro

Kompas.com - 02/05/2020, 12:39 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tanggal 2 Mei. Hal tersebut bertepatan dengan tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara.

Pendidikan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan perjuangan Ki Hajar Dewantara, sehingga dijuluki sebagai Bapak Pendidikan.

Usahanya yang begitu keras dan panjang, membuat masyarakat Indonesia dapat mengenyam pendidikan pada zaman penjajahan Belanda.

Ketika mendirikan Taman Siswa sebagai wadah pendidikan pribumi, Ki Hajar Dewantara membuat tiga semboyan pendidikan yang sampai saat ini masih digunakan.

Semboyan Ki Hajar Dewantara

Semboyan ini terdiri dari tiga poin yang ditulis dalam bahasa Jawa dan menjadi pedoman bagi guru atau pengajar saat membimbing murid-murid dalam belajar.

Salah satu semboyan dari Ki Hajar Dewantoro bahkan diguanakan sebagai simbol pendidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)

Berikut tiga semboyan dan artinya:

Ing ngrasa sung tulada

Dilansir dari buku Kesadaran Nasional dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan (2008) karya Slamet Muljana, semboyan pertama adalah ing ngarsa sung tulada.

Arti ing ngarsa sung tulada yaitu seorang guru adalah pendidik yang harus memberi contoh atau menjadi panutan.

Ing berarti "di", ngarsa artinya "depan", sung berarti "jadi", dan tulada yang merupakan "contoh" atau "panutan".

Ing madya mangun karsa

Semboyan kedua, yaitu ing madya mangun karsa. Di mana artinya seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus-menerus membangun semangat dan ide-ide mereka untuk berkarya.

Ing artinya "di", madya memiliki arti "tengah", mangun berarti "membangun" atau "memberikan", dan karsa memiliki arti "semangat", atau "niat".

Tut wuri handayani

Semboyan ketiga adalah tut wuri handayani yang bermakna seorang guru adalah pendidik yang terus-menerus menuntun, menopang, dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan karuya anak-anak didiknya.

Tut wuri artinya "di belakang" atau "mengikuti dari belakang" dan handayani yang berarti "memberikan semangat"

Baca juga: Biografi Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Bangsa

Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan, yaitu upaya konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh.

Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan merupakan salah satu cara menuju kemerdekaan secara lahir dan batin manusia.

Baik secara personal maupun secara kelompok atau masyarakat.

Berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan menjadi wadah untuk membangun otonomi intelektual, eksistensial, dan sosial.

Ki Hajar Dewantara diabadikan 11 Maret 1959, sebulan sebelum meninggal.Dok. KOMPAS Ki Hajar Dewantara diabadikan 11 Maret 1959, sebulan sebelum meninggal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com