Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Gejayan 1998

Kompas.com - 30/11/2021, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada 8 Mei 1998, terjadi sebuah demonstrasi besar-besaran di Yogyakarta yang disebut dengan Tragedi Gejayan.

Terjadinya tragedi Gejayan sendiri berawal dari aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dari beberapa universitas di Yogyakarta.

Para mahasiswa melakukan demonstrasi untuk menunjukkan keprihatinan mereka atas kondisi ekonomi negara serta menolak Soeharto berkuasa lagi sebagai presiden.

Peristiwa berdarah ini mengakibatkan ratusan orang luka-luka dan satu mahasiswa bernama Moses Gatotkaca tewas.

Baca juga: Kronologi Tragedi Rumah Geudong

Latar belakang

Yogyakarta menjadi salah satu kota yang memelopori aksi demonstrasi pada 1988 untuk melengserkan Presiden Soeharto.

Aksi ini dipicu oleh kemenangan Golkar pada Pemilu 1997, yang akan memperpanjang masa kekuasaan Soeharto.

Ketua Umum Golkar saat itu, Harmoko, bahkan mengumumkan bahwa rakyat Indonesia ingin Soeharto menjabat sebagai presiden periode 1998-2003.

Para mahasiswa di Yogyakarta pun segera bertindak karena mereka tidak ingin Soeharto berkuasa lagi.

Mereka menggelar referendum tentang kepemimpinan nasional yang hasilnya menyatakan bahwa lebih dari 90 persen mahasiswa UGM menolak Soeharto menjadi presiden lagi.

Ketika hasil referendum diumumkan, para mahasiswa segera mendapatkan tekanan dari kampus, kepolisian, hingga intel militer.

Kendati demikian, mereka tidak gentar dan mulai melakukan serangkaian aksi demonstrasi.

Aksi long march dari kampus UGM

Di Yogyakarta, aksi demonstrasi dilakukan di beberapa titik. Pada 2 April 1998, mahasiswa berencana melakukan long march dari kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) menuju Gedung DPRD Provinsi Yogyakarta yang ada di Jalan Malioboro.

Namun, rencana mereka terhambat karena dihalangi oleh aparat yang sudah lebih dulu bersiaga di luar kampus.

Para mahasiswa dianggap mengganggu ketertiban umum oleh para aparat. Untuk itu, polisi menawarkan agar para mahasiswa menumpang bus.

Dengan begitu, mereka akan lebih mudah diawasi dan mobilisasi massa yang lebih besar dapat dihindari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com