Strategi Armada Baltik adalah melakukan pelayaran di malam hari agar tidak diketahui oleh Jepang.
Akan tetapi, lagi-lagi Jepang berhasil menangkap bala bantuan Rusia, karena ada sebuah kapal yang menyalakan lampu mereka di kegelapan.
Setelah itu, masih di bawah komando Laksamana Togo Heihachiro, angkatan laut Jepang berusaha memblokir jalan Rusia ke Vladivostok.
Pada tanggal 28 Mei 1905, Rusia telah kehilangan delapan kapal perang dan lebih dari 5.000 pasukan.
Baca juga: Kekaisaran Rusia: Sejarah, Sistem Pemerintahan, dan Keruntuhan
Dalam pertempuran panjang ini, secara umum Rusia terus mengalami kekalahan dari pihak Jepang.
Pada akhirnya, dibuatlah perjanjian damai bernama Perjanjian Portsmouth, yang dimediasi oleh Presiden AS, Theodore Roosevelt.
Selama proses negosiasi berlangsung antara 9 Agustus - 5 September 1905, Rusia diwakili oleh Sergei Witte dan Jepang diwakili oleh Baron Komura.
Setelah melakukan perundingan, pada 5 September 1905 kedua belah pihak menandatangani perjanjian tersebut.
Isi Perjanjian Portsmouth adalah Rusia menyerahkan Port Arthur kepada Jepang, sementara mempertahankan bagian utara Pulau Sakhalin.
Rusia juga setuju meninggalkan Manchuria dan mengakui kontrol Jepang atas semenanjung Korea.
Baca juga: Sejarah Shogun Jepang
Perang brutal antara Jepang dan Rusia telah memakan banyak korban jiwa. Sekitar 150.000 pasukan menjadi korban jiwa dari kedua belah pihak.
Tidak hanya itu, sekitar 20.000 warga sipil China turut menjadi korban Perang Rusia dan Jepang.
Kematian dari penduduk sipil kebanyakan disebabkan oleh taktik keras orang-orang Rusia di Manchuria.
Beberapa jurnalis mengatakan bahwa Rusia telah menjarah beberapa desa dan memperkosa serta membunuh banyak wanita di Manchuria.
Di samping timbulnya korban jiwa, kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang ini menandai bangkitnya kekuatan Asia menandingi kekuatan Barat.
Setelah perang ini, kekuatan Barat harus mengakui dan memperhitungkan Jepang dalam urusan politik di Asia.
Selain itu, kemenangan Jepang juga memicu kebangkitan nasional di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, yang saat itu masih dijajah Belanda.
Referensi: