Ketika perkaranya diputus, Tabariji pun memperoleh pembebasan karena tuduhan yang dialamatkan kepadanya tidak terbukti.
Sebagai ungkapan terimakasih, ia lantas memberikan wilayah Ternate yang ada di Kepulauan Ambon kepada de Freitas.
Baca juga: Kerajaan Ternate: Sejarah, Letak, Masa Kejayaan, dan Peninggalan
Setelah hampir sepuluh tahun berada di Goa, Tabariji dibebaskan dan haknya atas takhta Ternate dipulihkan.
Pada 1544, de Freitas diangkat menjadi kapten baru atas benteng Portugis di Ternate oleh penguasa di Goa.
Tabariji kemudian turut berlayar menuju kampung halamannya bersama de Freitas, yang hendak mengambil posisi barunya.
Tabariji tidak pernah berkuasa lagi, karena pada 1545 ia meninggal di Malaka dalam perjalanannya kembali ke Ternate.
Sepeninggalnya, perang antara Portugis dengan Ternate yang dipimpin Sultan Khairun semakin memanas.
Pasalnya, berbekal perjanjiannya dengan Tabariji, Portugis berusaha mengambil alih Ternate dari Sultan Khairun.
Namun, Sultan Khairun tidak serta merta tunduk terhadap Portugis, bahkan mengobarkan perlawanan besar-besaran bersama rakyatnya.
Sultan Khairun juga menyangsikan pemberian Kepulauan Ambon kepada de Freitas dan menganggap perubahan Ternate menjadi kerajaan Kristen tidak sah.
Referensi: