Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zaman Edo, Awal Zaman Modern di Jepang

Kompas.com - 02/11/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Zaman Edo adalah zaman di mana Keshogunan Tokugawa yang berkuasa di Jepang.

Periode ini dimulai sejak Tokugawa Ieyasu mendirikan Keshogunan Tokugawa di Edo (sekarang Tokyo), hingga peristiwa Restorasi Meiji (1866-1869), yang mengakhiri feodalisme di Jepang.

Pada zaman Edo, kaisar tetap ada, tetapi pemerintahan berada di tangan seorang shogun (panglima militer) yang berasal dari klan Tokugawa.

Periode yang berlangsung selama 250 tahun lebih ini juga disebut sebagai awal zaman modern di Jepang.

Awal kemunculan zaman Edo

Sebelum zaman Edo, kekuasaan di Jepang dipegang oleh Keshogunan Ashikaga (1338-1573).

Selama tahun 1500-an, kekuasaan disentralisasi, yang kemudian terkoyak oleh peperangan antara para daimyo (pimpinan daerah) yang berlangsung hampir satu abad.

Baca juga: Sejarah Shogun Jepang

Kekuatan Keshogunan Ashikaga yang berpusat di Kyoto perlahan berkurang dan akhirnya digulingkan pada 1573.

Dengan berakhirnya Keshogunan Ashikaga, Oda Nobunaga dan penggantinya, Toyotomi Hideyoshi, naik ke tampuk kekuasaan, memerintah menggunakan gelar Bupati Kekaisaran.

Hideyoshi dianggap oleh banyak sejarawan sebagai salah satu penguasa terbesar Jepang, yang sempat mencoba menguasai China dengan melakukan dua kali serangan ke Korea, tetapi gagal dan meninggal.

Setelah kemenangan dalam Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, Tokugawa Ieyasu dengan cepat mengkonsolidasikan kekuatan dari bentengnya di Edo.

Setelah itu, kekaisaran yang masih tidak berdaya, menobatkan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun pertama dari Keshogunan Tokugawa.

Mulai 1603, dimulailah zaman Edo karena Keshogunan Tokugawa berpusat di Edo.

Baca juga: Jibakutai, Pasukan Berani Mati pada Masa Jepang

Kehidupan politik

Sejak awal zaman Edo, rezim Tokugawa berfokus pada perbaikan dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik, setelah Jepang diterpa peperangan selama hampir satu abad.

Lukisan keadaan di pasar ikan Nihonbashi selama zaman Edo.National Diet Library/Utagawa Kuniyasu Lukisan keadaan di pasar ikan Nihonbashi selama zaman Edo.

Keshogunan Tokugawa menerapkan sistem politik bakuhan, di mana seorang
shogun memiliki otoritas nasional, sedangkan otoritas daimyo berskala regional.

Hal ini dilakukan untuk untuk memertahankan kekuasaan shogun dan mengontrol daimyo agar tidak mendapat keuntungan terlalu banyak.

Selama abad pertama zaman Edo, Tokugawa bertambah menjadi semakin kuat. Mereka berhasil mengendalikan kota-kota penting dan mendapatkan keuntungan besar dari redistribusi tanah.

Di sisi lain, mulai 1636 rezim Tokugawa juga menjalankan kebijakan menutup diri dari pengaruh asing.

Kehidupan sosial dan ekonomi

Pada zaman Edo, Tokugawa hanya mengakui empat kelas sosial, yakni samurai, pengrajin, petani, dan pedagang.

Karena keamanan di negara cukup stabil, para samurai banyak juga yang bekerja di pemerintahan dan melakukan perdagangan.

Baca juga: Restorasi Meiji: Tokoh, Penyebab, dan Dampak

Namun, di saat yang sama, mereka diharapkan dapat memertahankan kode etik samurai dan harus siap apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Para periode ini, golongan petani mendominasi di Jepang, di mana jumlah mereka mencapai 80 persen dari total populasi.

Untuk menjaga pendapatan para daimyo, mereka dilarang untuk terlibat dalam kegiatan non-pertanian.

Meski perdagangan dengan pihak asing sama sekali dilarang, ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan pesat selama zaman Edo.

Untuk memaksimalkan pendapatan, Tokugawa menekankan pada produksi pertanian, dengan mengutamakan tanaman pokok berupa beras, minyak wijen, nila, tebu, murbei, tembakau, dan kapas.

Selain itu, perdagangan dan industri manufaktur Jepang juga berkembang, di mana para pedagang menjadi semakin kaya.

Baca juga: Kebijakan Sakoku, Penutupan Diri Jepang

Kehidupan beragama

Salah satu tujuan kebijakan menutup diri yang dijalankan rezim Tokugawa selama zaman Edo adalah untuk mencegah penyebaran agama Kristen di Jepang.

Pada awal zaman Edo, diperkirakan terdapat 300.000 umat Kristen di Jepang. Jumlahnya terus berkurang saat Tokugawa melakukan represi yang sangat kejam.

Pada periode ini, Konfusianisme mendominasi di seluruh Jepang dengan penekanan kuat pada kesetiaan dan kewajiban.

Akhir zaman Edo

Meski keadaan pada zaman Edo cukup terkendali, bukan berarti upaya untuk memulihkan kekuatan kekaisaran telah padam.

Selain itu, sektor pertanian yang tertinggal jauh dari perdagangan juga memunculkan konflik di kalangan samurai dan daimyo.

Pihak oposisi yang semakin meningkat secara perlahan melemahkan Keshogunan Tokugawa, terlebih lagi saat peristiwa kelaparan berkepanjangan.

Pada pertengahan abad ke-19, dua klan kuat di Jepang bergabung untuk merebut kekuasaan, sebagai bagian dari Restorasi Meiji yang dimotori oleh Kaisar Meiji.

Zaman Edo resmi berakhir ketika shogun terakhir dari rezim Tokugawa, Tokugawa Yoshinobu, menyerahkan kekuasaannya pada November 1867.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com