Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raden Saleh, Pionir Seni Modern Indonesia

Kompas.com - 01/11/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Lukisan Raden Saleh

Karena terinspirasi gaya romantisme milik Delacroix, Raden Saleh pun banyak menampilkan lukisannya yang mencirikan ekspresi romantisme itu sendiri. 

Hasil lukisan Raden Saleh banyak menampilkan cerita yang emosional, dinamis, menyentuh perasaan, dan mengandung sindiran.

Lukisan Penangkapan Diponegoro karya Raden SalehWikipedia Lukisan Penangkapan Diponegoro karya Raden Saleh
Lukisan Penangkapan Diponegoro menjadi lukisan historisnya. 

Dalam lukisan tersebut, Raden Saleh menggambarkan peristiwa pengkhianatan pihak Belanda terhadap Pangeran Diponegoro.

Sebelumnya, lukisan Penangkapan Diponegoro ini sudah lebih dulu dibuat oleh pelukis Belanda Nicolaas Pieneman tahun 1835. 

Namun, Raden Saleh seakan tidak setuju dengan hasil gambarannya, sehingga ia membuat beberapa perubahan. 

Pieneman menggambarkan peristiwa tersebut dari sisi kanan, sedangkan Saleh dari sisi kiri.

Kemudian, Pieneman melukis wajah Pangeran Diponegoro dengan tampang yang lesu, sedangkan Saleh menggambarkan raut Diponegoro yang tegas dan menahan amarah. 

Setelah selesai dilukis tahun 1857, Saleh memberikan lukisannya kepada Raja Willem III di Den Haag yang kemudian lukisannya baru dipulangkan ke Indonesia tahun 1978. 

Baca juga: Berkunjung ke Indonesia, Berikut Profil Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima

Kematian

Pada Jumat, 23 April 1880 pagi, Raden Saleh jatuh sakit, di mana aliran darahnya terhambat karena penyumbatan di dekat jantungnya. 

Tidak lama berselang, Raden Saleh tutup usia. 

Jasadnya dikebumikan dua hari kemudian di Kampung Empang, Bogor. 

Semasa hidupnya, banyak pejabat dan bangsawan Eropa yang kagum dengan hasil karya Raden Saleh.

Oleh sebab itu, tahun 1833, untuk memperingati tiga tahun wafatnya Raden Saleh, digelar pameran lukisan Raden Saleh di Amsterdam. 

Tidak hanya Eropa, pemerintah Indonesia juga turut memberi penghargaan lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan secara anumerta tahun 1969. 

Pemerintah Indonesia memberikan Piagam Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia.

 

Artikel ini telah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Pionir di Celah Dua Loka". 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com