Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nyi Roro Kidul

Kompas.com - 13/10/2021, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nyi Roro Kidul merupakan mitos yang hidup lama dalam ingatan masyarakat Jawa dan sangat populer.

Nyi Roro Kidul diyakini sebagai penguasa Pantai Selatan Pulau Jawa. Selain itu, disebut juga bahwa Nyi Roro Kidul memiliki hubungan dengan para raja Jawa.

Konon, setiap raja di Jawa dinobatkan, mereka juga sekaligus menikah dengan Nyi Roro Kidul.

Ada beberapa versi soal asal-usul Nyi Roro Kidul. Meskipun populer di budaya Jawa, konon Nyi Roro Kidul berasal dari Sunda.

Dalam beberapa beberapa literasi disebutkan bahwa Nyi Roro Kidul adalah putri dari Kerajaan Galuh yang berpusat di Jawa Barat sekitar abad 13.

Baca juga: Misteri Patung Nyi Roro Kidul di Bali, Pelaku: Saya Dapat Bisikan Gaib

Namun ada juga yang menyebutkan bahwa sang Ratu Selatan merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran yang juga berpusat di Jawa Barat.

Selain itu, ada yang beranggapan bahwa Nyi Roro Kidul juga keturunan Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan yang berpusat di Jawa Timur.

Kemudian, ada juga yang mengatakan keturunan dari Raja Jayabaya dari Kediri.

Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul

Selain nama Nyi Roro Kidul, mungkin Anda pernah mendengar juga nama Kanjeng Ratu Kidul.

Nyi Roro Kidul dan Kanjeng Ratu Kidul ternyata berbeda.

Dalam masyarakat Jawa, Kanjeng Ratu Kidul adalah ciptaan dari Dewa Kaping Telu yang mengisi kehidupan sebagai Dewi Padi atau Dewi Sri.

Dalam perkembangannya, masyarakat cenderung menyamakan antara Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul.

Namun, dalam kepercayaan kejawen, Nyi Roro Kidul adalah bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul.

Menguasai Pantai Selatan

Jika mengacu pada asal-usul Nyi Roro Kidul dari Jawa Barat, dikisahkan bahwa Ratu Ayu dari Galuh melahirkan seorang putri cantik.

Saat lahir sang bayi langsung bisa bicara dan mengatakan bahwa ia adalah penguasa Pantai Selatan.

Selain menguasai Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul juga menguasali seluruh lelembut atau makhluk halus di tanah Jawa dengan pusatnya di Pantai Selatan.

Baca juga: Mengaku Keturunan Nyi Roro Kidul, Perempuan Ini Tipu Anggota DPR Rp 4 Miliar, Dituntut 10 Tahun Penjara

Setelah mendengar bayi Nyi Roro Kidul berkata demikian, Roh Sindhula dari Galuh bersabda bahwa cucunya itu tidak akan bersuami untuk menjaga kesuciannya.

Roh Sindhula juga menyebut bahwa cucunya itu bisa bersuami kelak hanya jika dikawini oleh raja-raja Islam di Jawa.

Menikah dengan Penembahan Senopati

Dalam perkembangan politik di Jawa sebelum era Kerajaan Mataram Islam, disebutkan bahwa Panembahan Senopati, kakek dari Sultan Agung melakukan semedi di Pantai Selatan.

Hal itu dilakukan guna memohon petunjuk untuk memenangkan peperangan melawang Sultan Pajang.

Konon, semedi yang dilakukan Panembahan Senopati sangat tekun hingga membuat Istana Ratu Pantai Selatan porak poranda.

Ratu Kidul keluar karena tertegun melihat seorang yang gagah tengah bersemedi. Sang Ratu pun jatuh hati dan bersimpuh di kaki Panembahan Senopati.

Setelah bercinta selama tiga hari tiga malam, Ratu Selatan berjanji akan membantu Panembahan Senopati melawan Sultan Pajang dan akhirnya berhasil.

Untuk mengenang peristiwa ini, Sultan Agung membuat tarian bedhaya yang mengisahkan cinta Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.

Dalam perkembangannya, tarian itu menjadi tradisi wajib saat penobatan raja baru di wilayah Mataram Yogyakarta maupun Surakarta.

Baca juga: Tari Bedhaya Ketawang, Tarian Sakral Keraton Kasunanan Surakarta

 

Referensi:

  • Stange, Paul. 2009, Politik Perhatian: Rasa Dalam Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: LKiS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com