Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Tondano II: Penyebab, Jalannya Perang, Tokoh, dan Akhir

Kompas.com - 04/10/2021, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, rakyat Minahasa di Sulawesi Utara pernah dua kali terlibat pertempuran besar dengan pemerintah kolonial, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Perang Tondano.

Perang Tondano 1 terjadi pada abad ke-17, sementara Perang Tondano 2 berlangsung antara 1808 hingga 1809.

Penyebab terjadinya Perang Tondano 2 adalah adanya implementasi politik pemerintah kolonial Hindia Belanda, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara guna membangun pertahanan terhadap kemungkinan serbuan Inggris.

Hasil dari perang kedua ini cukup menggembirakan, karena masyarakat Minahasa berhasil memperoleh kemenangan atas Belanda.

Latar belakang Perang Tondano 2

Akar permasalahan Perang Tondano 2 sebenarnya masih berhubungan dengan hasil akhir Perang Tondano 1.

Pada akhir Perang Tondano 1, pihak VOC dan rakyat Minahasa membuat perjanjian pada 1679 yang mengatur berbagai hal di sekitar hubungan dan kepentingan kedua belah pihak.

Salah satu isi perjanjian tersebut adalah bahwa Minahasa akan membantu Belanda, terutama dalam menyalurkan sejumlah kebutuhannya.

Baca juga: Perang Tondano 1: Latar Belakang, Jalannya Perang, dan Akhir

Dalam perkembangannya, Belanda mulai melakukan tindakan-tindakan licik, termasuk mencampuri urusan walak-walak Minahasa.

Tindakan Belanda yang tidak sesuai perjanjian itu membuat walak-walak berselisih. Pada 1802, Carel Christoph Prediger Jr. diangkat sebagai residen Manado.

Tidak lama kemudian, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, H.W. Daendels, membutuhkan pasukan dalam jumlah besar yang akan dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan serangan Inggris.

Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan mengerahkan penduduk dari sejumlah daerah, termasuk Minahasa.

Pada Mei 1808, Prediger segera mengumpulkan para ukung (pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik) dan menyampaikan bahwa pemerintah membutuhkan sekitar 2.000 pemuda Minahasa yang akan dikirim ke Jawa.

Ternyata, para ukung tidak mau menuruti permintaan Prediger, bahkan beberapa di antaranya mengadakan perlawanan terhadap kolonial Belanda.

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Jalannya Perang Tondano 2

Para ukung dari Minahasa memusatkan aktivitas perjuangan mereka di Tondano, Minawanua.

Salah satu tokoh Perang Tondano 2 adalah Ukung Lonto, yang memimpin perlawanan dan menegaskan bahwa rakyat Minahasa harus melawan sebagai bentuk penolakan terhadap program mobilisasi pemuda ke Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com