Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Food Producing dan Food Gathering?

Kompas.com - 13/09/2021, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Peran perempuan sangat penting dalam memilih tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan dan membimbing anak-anak dalam meramu.

Hasil budaya yang khas pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana adalah kapak perimbas.

Baca juga: Corak Kehidupan Manusia Zaman Prasejarah

Food producing

Dalam perkembangannya, manusia purba mengalami transisi dari food gathering ke food producing.

Perubahan dari food gathering ke food producing terjadi pada Zaman Neolitikum.

Periode ini disebut sebagai Revolusi Neolitik karena dianggap sebagai periode revolusi besar-besaran dalam peradaban manusia, di mana terjadi perubahan yang mendalam dan meluas dalam seluruh penghidupan manusia.

Pada masa food producing, manusia purba dapat memproduksi makanan sendiri dengan cara beternak dan bercocok tanam.

Oleh karena itu, masyarakatnya mulai meninggalkan hidup nomaden untuk tinggal menetap.

Namun pada awalnya, praktik bercocok tanam masih dilakukan dengan amat sederhana dan berpindah-pindah menurut keadaan kesuburan tanah.

Setelah tanah pertanian dianggap tidak subur lagi, mereka akan berpindah untuk mencari lahan baru.

Tanaman yang dibiakkan pada masa ini misalnya adalah keladi, ubi, sukun, pisang, gandum, padi, kentang, jagung, kedelai, dan beberapa jenis buah-buahan.

Di sisi lain, masyarakatnya juga telah mengenal teknik penjinakan hewan dan bertukar barang.

Hewan-hewan seperti anjing, babi, kerbau, kuda, dan jenis-jenis unggas akan dipelihara untuk persediaan makanan dan keperluan pertanian.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia prasejarah pada periode ini kerap menukar hasil bercocok tanam mereka.

Manusia prasejarah yang telah mengembangkan budaya pertanian adalah Homo sapiens.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com