Kondisi ini yang kemudian membuat Australia ikut terlibat dalam menyuarakan dukungan kemerdekaan Indonesia.
Bentuk dukungan Australia terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia melalui Black Armada. Black Armada terjadi pada 24 September 1945.
Meskipun Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan, Belanda masih terus melakukan agresi militer.
Suriah pun menjadi salah satu negara Liga Arab yang turut memperjuangkan persoalan yang dihadapi oleh Indonesia untuk dibahas dalam PBB tahun 1947.
Sampai akhirnya, Agresi Militer Belanda di Indonesia berhasil diberhentikan dengan cara damai.
Pada 2 Juli 1947, Agus Salim, perwakilan diplomat Indonesia mengadakan perjanjian persahabatan dengan Suriah di Damaskus.
Melalui penandatanganan perjanjian tersebut, Indonesia secara resmi telah diakui sebagai negara yang berdaulat oleh pemerintah Suriah.
Baca juga: I Gusti Ngurah Made Agung: Kepemimpinan, Karya, dan Perjuangannya
Pada 21 Juli 1947, misi diplomatik Indonesia berlanjut ke Lebanon.
Dalam kunjungan ini, Agus Salim berunding dengan Perdana Menteri Lebanon, Riadh al Solh.
Perundingan keduanya berjalan dengan lancar.
Hasil perundingan tersebut adalah pemerintah Lebanon secara resmi memberikan pengakuan kemerdekaan kepada Indonesia pada 29 Juli 1947.
Baca juga: Negara-negara yang Mendukung Kemerdekaan Indonesia
Setelah diakui kemerdekaanya oleh Lebanon, misi Indonesia berlanjut ke Arab Saudi.
Dalam kunjungan ke Arab Saudi ini Agus Salim digantikan oleh Mohammad Rasjidi sebagai ketua diplomat karena Agus Salim harus menghadiri Sidang Dewan Keamanan New York.
Rasjidi pun melakukan perundingan bersama Raja Abdul Aziz al Saud.
Perundingan antara keduanya pun menghasilkan pengakuan kemerdekaan terhadap Indonesia pada 21 November 1947.
Baca juga: ASEAN: Latar Belakang Berdirinya, Tujuan, dan Negara Anggota