Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Negara Lain

Kompas.com - 29/07/2021, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pada 17 Agustus 1945 Indonesi memproklamasikan kemerdekaan mereka dan berdirilah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terbentuknya suatu negara ini sendiri dipengaruhi oleh dua unsur, salah satunya adalah unsur deklaratif. 

Dalam unsur deklaratif ini kemerdekaan suatu negara perlu untuk mendapat pengakuan dari negara lain agar tidak diasingkan dalam hubungan internasional. 

Beberapa negara yang mengakui kemerdekaan RI adalah:

  • Mesir
  • India
  • Australia
  • Suriah
  • Lebanon
  • Arab Saudi
  • Palestina
  • Yaman
  • Belanda
  • Vatikan

Baca juga: Kasman Singodimedjo: Peran, Perjuangan, dan Kiprah

Mesir

Dukungan Mesir terhadap Indonesia yaitu pada saat Muhammad Abdul Mu'im, Konsul Jenderal Mesir, datang ke Yogyakarta pada 13 sampai 16 Maret 1947. 

Tujuan kedatangannya adalah untuk menyampaikan pesan dari Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia

Liga Arab adalah organisasi yang terdiri dari negara-negara Arab.

Peran Mesir sangatlah besar dalam pengakuan kemerdekaan Indonesia.

Mesir menjadi negara yang sering mengeluarkan anjuran agar negara-negara anggota Liga Arab mengakui kemerdekaan Indonesia.

Bahkan, Mesir berhasil meyakinkan Suriah, Qatar, Irak, dan Arab Saudi untuk turut mendukung kemerdekaan Indonesia. 

Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. 

India

Pada 1946, Indonesia melakukan diplomasi beras ke India. 

Indonesia mengirim bantuan sebesar 500.000 ton beras kepada India yang kala itu mengalami krisis pangan akibat penjajahan Inggris. 

Diplomasi dari Indonesia ini lantas membuat India gencar menyuarakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Australia

Australia adalah negara yang berbatasan laut dengan Indonesia. 

Kondisi ini yang kemudian membuat Australia ikut terlibat dalam menyuarakan dukungan kemerdekaan Indonesia. 

Bentuk dukungan Australia terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia melalui Black Armada. Black Armada terjadi pada 24 September 1945.

Suriah

Meskipun Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan, Belanda masih terus melakukan agresi militer. 

Suriah pun menjadi salah satu negara Liga Arab yang turut memperjuangkan persoalan yang dihadapi oleh Indonesia untuk dibahas dalam PBB tahun 1947. 

Sampai akhirnya, Agresi Militer Belanda di Indonesia berhasil diberhentikan dengan cara damai. 

Pada 2 Juli 1947, Agus Salim, perwakilan diplomat Indonesia mengadakan perjanjian persahabatan dengan Suriah di Damaskus. 

Melalui penandatanganan perjanjian tersebut, Indonesia secara resmi telah diakui sebagai negara yang berdaulat oleh pemerintah Suriah. 

Baca juga: I Gusti Ngurah Made Agung: Kepemimpinan, Karya, dan Perjuangannya

Lebanon

Pada 21 Juli 1947, misi diplomatik Indonesia berlanjut ke Lebanon. 

Dalam kunjungan ini, Agus Salim berunding dengan Perdana Menteri Lebanon, Riadh al Solh.

Perundingan keduanya berjalan dengan lancar. 

Hasil perundingan tersebut adalah pemerintah Lebanon secara resmi memberikan pengakuan kemerdekaan kepada Indonesia pada 29 Juli 1947. 

Baca juga: Negara-negara yang Mendukung Kemerdekaan Indonesia

Arab Saudi

Setelah diakui kemerdekaanya oleh Lebanon, misi Indonesia berlanjut ke Arab Saudi. 

Dalam kunjungan ke Arab Saudi ini Agus Salim digantikan oleh Mohammad Rasjidi sebagai ketua diplomat karena Agus Salim harus menghadiri Sidang Dewan Keamanan New York.

Rasjidi pun melakukan perundingan bersama Raja Abdul Aziz al Saud. 

Perundingan antara keduanya pun menghasilkan pengakuan kemerdekaan terhadap Indonesia pada 21 November 1947. 

Baca juga: ASEAN: Latar Belakang Berdirinya, Tujuan, dan Negara Anggota

Yaman

Negara Yaman resmi mengakui kemerdekaan RI pada 20 November 1947. 

Pengakuan kedaulatan ini disampaikan melalui perwakilan Yaman di Liga Arab. 

Yaman sendiri menjadi negara Arab terakhir yang mengakui kedaulatan Indonesia pada masa Revolusi Indonesia.

Palestina

Palestina secara de facto mengakui RI sebagai negara yang merdeka setahun sebelum kemerdekaan RI yang sebenarnya, yaitu pada 6 September 1944. 

Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia Islam oleh seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. 

Baca juga: Komisi Tiga Negara: Latar Belakang, Anggota, dan Tugas

Vatikan

Vatikan merupakan negara Eropa yang resmi memberi pengakuan kemerdekaan Indonesia pada 6 Juli 1947. 

Pengakuan Vatikan atas kemerdekaan Indonesia ini ditandai dengan dibentuknya Apostolic Delegate atau kedutaan besar Vatikan di Jakarta.

Pengakua kemerdekaan Indonesia oleh Vatikan ini dilatarbelakangi dengan persamaan prinsip antara keduanya, sebagai berikut:

  1. Mendukung terciptanya perdamaian dunia
  2. Menolak pandangan ateisme di dunia
  3. Mendukung terciptanya kerukunan antar umat beragama di dunia
  4. Menciptakan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia
  5. Memelihara kesejahteraan seluruh umat manusia

Baca juga: Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan, Hasil, dan Dampaknya

Belanda

Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh pihak Belanda terjadi setelah melaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949. 

Indonesia mengirimkan tim delegasi yang dipimpin oleh Mohammad Hatta.

Dalam KMB, Belanda bersedia mengakui kedaulatan RI secara penuh. 

Kemudian Indonesia juga sepakat untuk membentuk sebuah Uni Personal dengan kerajaan Belanda. 

Setelah melalui berbagai persoalan, akhirnya Indonesia berhasil memperoleh pengakuan kedaulatan dari dunia internasional. 

Belanda juga menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia. 

Referensi: 

Rahman, Nansy. (2020). Respon Internasional Terhadap Proklamasi Kemerdekaan IndonesiaDirektorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com