Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Machmud Singgirei Rumagesan, Pahlawan Nasional Pertama Papua Barat

Kompas.com - 22/07/2021, 13:33 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Machmud Singgirei Rumagesan adalah pejuang asal Papua Barat. 

Semasa hidupnya, ia menentang pemerintah Kolonial Belanda.

Salah satu perlawanan yang dilakukan adalah saat Machmud Singgirei Rumagesan memimpin Gerakan Tjendrawasih Revolusioner Irian Barat pada 1953. 

Gerakan yang ia pimpin ini bertujuan untuk membantu Pemerintah Republik Indonesia merebut dan memperjuangkan pembebasan Irian Barat dari kolonial Belanda. 

Perjuangan

Machmud Singgirei Rumagesan lahir di Kokas, 27 Desember 1885. 

Saat ia berusia 21 tahun, Machmud telah menjadi raja muda. 

Dua tahun kemudian, ia menjabat sebagai Raja Sekar di Fakfak, dengan gelar Raja Al Alam Ugar Sekar (Raja yang lahir dan tumbuh tanpa pengaruh dan kuasa dari kerjaan lain). 

Ia bersama para raja lain di sekitar Fakfak dan Raja Ampat bertugas sebagai kepala umat Islam di wilayah terebut. 

Namun, saat itu kekuasaan mereka dibatasi oleh penjajah semenjak Belanda memasuki Papua.

Akhirnya, perlawanan dilancarkan melalui mimbar-mimbar di masjid. 

Ia bersama Raja Rumbati, Ibrahim Bauw, menyerukan perlawanan dengan jihad fisabilillah menentang penjajahan.

Di Sorong, Machmud Singgirei Rumagesan merencanakan pemberontakan dengan bekal 40 pucuk senjata Heiho, pasukan bangsa Indonesia yang dibentuk Jepang.

Namun, rencananya tersebut gagal. Ia dimasukkan ke sel isolasi selama enam bulan. Bahkan, Machmud Singgirei Rumagesan hampir dihukum mati. 

Hakim telah menjatuhkan hukuman mati dengan cara tembak pada 2 Mei 1949. Namun, keputusan hakim No. 125/49 ditentang di dalam maupun di luar penjara. 

Pada 5 Desember 1949, atas desakan dari berbagai pihak, hukuman mati yang dijatuhkan kepada Machmud Singgirei Rumagesan diubah menjadi hukuman seumur hidup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com