Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masuknya Islam di Jawa Barat

Kompas.com - 19/07/2021, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengaruh Islam di tanah Jawa datang secara bertahap dalam kurun waktu beberapa abad.

Islam diperkirakan masuk dan berkembang dari wilayah Jawa Timur kemudian ke Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Hal ini didukung oleh catatan Tome Pires, yang menyatakan bahwa Jawa Barat dan Sunda belum memeluk Islam ketika Jawa Tengah dan Jawa Timur telah didominasi oleh masyarakat muslim.

Penyebaran agama Islam di Jawa Barat mulai mengalami perkembangan pesat ketika proses islamisasi dilakukan oleh Sunan Gunung Jati.

Awal masuknya Islam di Jawa Barat

Pada periode sebelum Islam, mayoritas masyarakat di Jawa Barat beragama Hindu di bawah Kerajaan Pajajaran.

Kabarnya, penganut Islam pertama yang pernah datang dan tinggal di Jawa Barat adalah Haji Purwo, yaitu pada 1337 Masehi.

Namun, setelah gagal membujuk penguasa Galuh untuk masuk Islam, Haji Purwo memilih untuk pergi ke Cirebon.

Sementara dalam Carita Purwaka Caruban Nagari, disebutkan bahwa tatar Sunda pernah didatangi guru agama Islam dari Campa bernama Syekh Quro pada awal abad ke-15.

Dalam perkembangan selanjutnya, rombongan Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari Arab datang ke Cirebon dan mendirikan pondok di Bukit Amparan Jati.

Syekh Datuk Kahfi inilah yang akhirnya menjadi guru agama Islam Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari Pajajaran.

Pangeran Cakrabuana yang tidak mendapatkan haknya sebagai pewaris Kerajaan Pajajaran karena memeluk Islam kemudian mendirikan Kesultanan Cirebon pada abad ke-15.

Sepulang ibadah haji, Pangeran Cakrabuana dikenal sebagai Haji Abdullah Iman yang aktif menyebarkan agama Islam kepada penduduk Cirebon.

Baca juga: Kerajaan Cirebon: Letak, Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Peran Sunan Gunung Jati

Penyebaran agama Islam di Jawa Barat juga tidak luput dari peran Wali Sanga, khususnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.

Sunan Gunung Jati adalah keponakan dari Pangeran Cakrabuana yang diberi takhta atas Kesultanan Cirebon.

Selama memerintah, Sunan Gunung Jati membangun sarana ibadah dan transportasi sebagai penunjang langkahnya dalam menyebarkan Islam.

Pada 1489, ia membantun Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon sebagai pusat dakwah.

Dari Cirebon, penyebaran Islam berlanjut ke wilayah Jawa Barat lainnya, seperti Bogor dan Banten.

Akan tetapi, proses islamisasi secara damai terhalang oleh Kerajaan Pajajaran dan kehadiran bangsa Portugis.

Dengan gabungan pasukan dari Demak, Sunan Gunung Jati akhirnya berhasil merebut Banten dan mengusir Portugis.

Sunan Gunung Jati kemudian mengislamkan masyarakat Banten yang mulanya beragama Hindu.

Dalam dakwahnya, ia menggunakan pendekatan sosial budaya, sehingga Islam dapat diterima masyarakat dengan mudah.

Sunan Gunung Jati kemudian diyakini sebagai pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten serta penyebar agama Islam di Jawa Barat.

 

Referensi:

  • Susilarini. (2018). Mengenal Sembilan Wali (Wali Sanga). Surakarta: Seti-Aji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com