Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Currency Act: Latar Belakang, Pelaksanaan, dan Dampaknya

Kompas.com - 04/07/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Currency Act adalah salah satu dari beberapa undang-undang yang dikeluarkan Parlemen Inggris di Amerika pasca Perang Tujuh Tahun (1756-1763).

Undang-Undang Mata Uang ini mengatur tentang penggunaan mata uang di Amerika.

Tujuan diberlakukan Currency Act adalah untuk melindungi pedagang dan kreditur Inggris dari pembayaran dalam mata uang Amerika yang nilainya terus turun.

Akibatnya, penduduk koloni tidak bisa membayar kreditur Inggris menggunakan uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika.

Undang-undang ini bernasib sama dengan kebijakan yang keluarkan Inggris sebelumnya, yaitu mendapat tentangan dari para penduduk koloni.

Latar belakang dicetuskannya Currency Act

Sejak awal, penduduk koloni berusaha keras agar mata uang mereka tetap beredar.

Pasalnya, penjajah Inggris umumnya hanya menggunakan tiga jenis mata uang.

Yang pertama adalah uang komoditas (menggunakan bahan pokok sebagai alat tukar), uang emas atau perak, dan yang terakhir uang kertas atau wesel.

Setiap tahun, pasokan emas dan perak di koloni terus menurun karena berbagai faktor.

Kelangkaan ini membuat sistem barter akhirnya lebih marak dijalankan, meskipun tidak efektif.

Pada 1690, Massachusetts menjadi koloni pertama yang mengeluarkan mata uang kertas mereka sendiri.

Koloni-koloni lain kemudian mengikuti langkah ini dan pada 1715 sepuluh dari 13 koloni telah menerbitkan uang kertas.

Namun, uang kertas ini nilainya menurun dengan cepat karena koloni mencetak semaunya.

Jumlah uang yang beredar pun sangat tinggi, yang pada akhirnya menyebabkan hiperinflasi.

Pedagang Inggris terpaksa menerima mata uang yang terdepresiasi ini sebagai pembayaran utang.

Untuk mengatasi situasi ini, Parlemen Inggris kemudian memberlakukan Currency Act untuk pertama kali pada 1751.

Baca juga: Stamp Act, Pajak Perangko untuk Menutupi Kerugian Perang Inggris

Currency Act 1751

Currency Act 1751 membatasi pencetakan uang kertas dan pendirian bank di koloni-koloni Inggris.

Selain itu, undang-undang ini juga membatasi kegunaan tagihan kredit.

Tagihan kredit boleh digunakan untuk membayar utang publik seperti membayar pajak, tetapi tidak dapat digunakan dalam transaksi pribadi.

Currency Act 1764

Berbeda dari kebijakan sebelumnya, Currency Act 1764 tidak melarang koloni mencetak uang kertas.

Akan tetapi, undang-undang ini tidak memperbolehkan uang kertas yang mereka cetak digunakan untuk membayar pajak ataupun transaksi pribadi.

Meski tidak ada pelarangan penerbitan uang kertas, tetapi Currency Act sama saja mengambil alih kendali sistem mata uang di setiap koloni di Amerika.

Dampak Currency Act

Currency Act mendapat protes keras dari koloni dan membuat hubungan mereka dengan Inggris semakin tegang.

Pasalnya, mereka menderita defisit perdagangan dan situasi itu terus memburuk.

Menurut beberapa sejarawan, dampak Currency Act memang tidak secara langsung menjadi faktor yang mendorong munculnya Revolusi Amerika.

Akan tetapi, sejak diberlakukan Undang-Undang Mata Uang ini, penduduk koloni semakin yakin bahwa Inggris sama sekali tidak peduli dengan mereka.

Kepercayaan mereka luntur dan para pemimpin di setiap koloni mulai yakin bahwa mereka lebih bisa membuat undang-undang untuk koloni daripada Parlemen Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com