Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Ali Haji: Kiprah dan Karyanya

Kompas.com - 29/06/2021, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Raja Ali Haji adalah seorang ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 yang berketurunan Bugis dan Melayu.

Raja Ali Haji juga dikenal sebagai pencipta sajak Gurindam Dua Belas pada 1874. 

Dari karya-karyanya tersebut, Raja Ali Haji dikenal sebagai tokoh unggul dalam pemurnian bahasa, terutama bahasa Melayu.

Baca juga: Komisi Peel, Penggagas Pembagian Wilayah Palestina

Kehidupan

Raja Ali Haji lahir di Selangor, 1808.

Raja Ali Haji atau RAH adalah putra dari Raja Ahmad dan Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangor. 

RAH mendapat pendidikan pertamanya dari lingkungan istana Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat.

Pada 1822, saat RAH bepergian bersama dengan rombongan ayahnya ke Betawi, ia juga mendapat pendidikan dari luar lingkungan kesultanan. 

Pada 1828, RAH bersama ayahnya pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama Islam. 

Baca juga: Perjanjian Postdam: Tokoh, Isi, dan Dampak

Kiprah

Raja Ali Haji dikenal sebagai orang pertama yang mencatat dasar-dasar tata bahasa Melayu melalui buku Pedoman Bahasa. 

Mulai dari situ, bahasa Melayu kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional melalui Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928. 

Saat berusia 20 tahun, RAH sudah dipercaya untuk melaksanakan tugas kenegaraan penting. 

Sampai waktu ia menginjak usia 32 tahun, RAH bersama sepupunya, Raja Ali bin Raja Ja'far, ditunjuk untuk memerintah di daerah Lingga.

Selain aktif di dunia politik, RAH juga telah memiliki beberapa mahakarya. Ia menciptakan sebuah buku bertajuk Kitab Pengetahuan Bahasa. 

Buku tersebut adalah Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga, kamus ekabahasa Melayu pertama di Nusantara.

Selain itu, karyanya yang paling tersohor adalah Gurindam Dua Belas. 

Gurindam Dua Belas ditulis oleh Raja Ali Haji pada 1874, ketika ia berusia 38 tahun di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. 

Karya sastranya ini terdiri atas 12 pasal dan termasuk dalam kategori puisi didaktik yang berisi nasihat dan petunjuk untuk hidup mulia. 

Gurindam Dua Belas kemudian diterbitkan oleh Belanda pada 1953. 

Baca juga: Deklarasi Balibo: Latar Belakang, Isi, dan Tujuan

Akhir Hidup

RAH wafat pada 1873 di Pulau Penyengat, Riau. 

Jenazahnya disemayamkan di komplek pemakaman Engku Putri Raja Hamidah. 

Untuk mengenang jasanya, karya sastranya, Gurindam Dua Belas, diabadikan di sepanjang dinding bangunan makamnya. 

Kemudian RAH ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2004. 

Baca juga: Sejarah Timor Leste

Karya

Selain Gurindam Dua Belas, karya lain yang dibuat oleh Raja Ali Haji adalah sebagai berikut:

  • Bustan al-Kathibin (1857)
  • Kitab Pengetahuan Bahasa (1850-an)
  • Intizam Waza'if al-Malik (1857)
  • Thamarat al-Mahammah (1857)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com