Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arnold Mononutu: Pendidikan, Kiprah, dan Perjuangannya

Kompas.com - 14/06/2021, 19:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Ayahnya pun diancam akan dipindahkan dari posisinya jika masih terus membiayai Arnold.

Setelah tidak lagi dibiayai sang ayah, Arnold menggantungkan hidupnya kepada teman-temannya.

Ia tinggal bersama Ali Sastroamidjojo dan keluarganya sampai akhirnya pada 1927 Arnold kembali ke tanah air.

Sekembalinya ke Indonesia, Arnold diangkat menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) yang baru dibentuk.

Baca juga: Teuku Nyak Arif: Kehidupan, Kiprah, Perjuangan, dan Akhir Hidupnya

Negara Indonesia Timur

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Arnold memfokuskan usahanya dalam membantu rakyat Maluku Utara. 

Ia adalah seorang yang mendirikan organisasi politik bernama Persatuan Indonesia.

Pada 1946, Belanda melakukan upaya untuk menemukan solusi federalis untuk Indonesia, termasuk pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT). 

Arnold menjadi anggota parlemen NIT dan memimpin kelompok anggota parlemen yang pro-republik.

Pada 1947, setelah Agresi Militer Belanda I, Arnold mendirikan Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Organisasi ini menyoroti tindakan Belanda yang berusaha untuk kembali menjajah Indonesia.

Pada Februari 1948, Arnold memimpin sebuah delegasi NIT untuk berkunjung dan bertemu dengan para pemimpin RI di Yogyakarta.

Pada 1949, NIT menjadi konstituen dari Republik Indonesia Serikat, yang kemudian bubar pada 17 Agustus 1950 dan digantikan Republik Indonesia.

Baca juga: Nyi Ageng Serang: Kehidupan, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Rektor

Pada 1960, Arnold diminta Soekarno menjadi rektor Universitas Hasanuddin. 

Selama lima tahun menjabat, jumlah mahasiswanya terus bertumbuh, dari 4000 mahasiswa menjadi 8000.

Enam fakultas baru juga didirikan, yaitu Fakultas Ilmu Pasti dan Alam, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra, Fakultas Sosial Politik, dan Fakultas Teknik.

Penghargaan

Pada 5 September 1983, Arnold wafat di usia ke-86 tahun, di Jakarta.

Atas jasanya, ia pun dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com