KOMPAS.com - Kerajaan Malaka adalah kelanjutan dari Kerajaan Melayu di Singapura yang kemudian mengalami pemindahan ibu kota ke Melaka karena serangan dari Jawa (Majapahit) dan Siam (Thailand).
Letak geografis Kerajaan Malaka berada di dekat Selat Malaka, yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan internasional.
Kerajaan Malaka berdiri pada abad ke-15, hingga akhirnya runtuh pada abad ke-16.
Pendiri Kerajaan Malaka adalah Parameswara, seorang pangeran Hindu keturunan Palembang.
Puncak kejayaan Kerajaan Malaka dapat diraih ketika dipimpin oleh Sultan Mansur Syah, yang berkuasa antara 1459-1477 M.
Pada masa pemerintahannya, Malaka berhasil menguasai Pahang, Kedah, Trengganu, dan sejumlah daerah di Sumatera.
Setelah satu abad berdiri, Kerajaan Malaka runtuh pada 1511 M karena serangan Portugis.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Malaka
Sejarah Kerajaan Malaka bermula saat Parameswara mengunjungi Kaisar Yongle di Nanjing pada 1405 M untuk meminta pengakuan atas kedaulatan wilayahnya.
Hubungan diplomasi yang diinginkan Parameswara berjalan dan Kaisar Tiongkok setuju untuk memberi perlindungan pada Malaka.
Sejak saat itu, Kerajaan Malaka berdiri dan dapat terhindar dari serangan Siam.
Malaka kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan menjadi salah satu pangkalan armada Ming.
Parameswara baru masuk Islam pada 1414 M, ketika menikahi seorang putri muslim.
Setelah masuk Islam, Kerajaan Malaka berubah menjadi kesultanan dan Parameswara mendapatkan gelar Sultan Iskandar Syah.
Setelah berubah menjadi kesultanan, Kerajaan Malaka terus berkembang pesat.
Banyak pedagang muslim dari Arab, India, dan daerah nusantara lainnya yang mulai berdagang dengan Malaka.