Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisingamangaraja XII: Kehidupan, Perjuangan, dan Perlawanan

Kompas.com - 02/06/2021, 14:22 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Patuan Besar Ompu Pulo Batu atau yang lebih dikenal Sisingamangaradja XII adalah raja serta pendeta terakhir masyarakat Batak di Sumatera Utara. 

Ia turut menjadi pejuang melawan penjajahan Belanda di Sumatera sejak 1878. 

Pada 1907, ia terbunuh dalam pertempuran oleh pasukan Belanda. 

Ia pun dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 1962 berkat perlawanannya terhadap kolonialisme Belanda. 

Baca juga: Basuki Rahmat: Kehidupan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Kehidupan 

Sisingamangaradja XII yang bernama asli Patuan Besar Ompu Pulo Batu lahir di Bakkara, Tapanuli, pada 1849. 

Ia adalah penerus ayahnya, Sisingamangaradja XI, yang meninggal pada 1876. 

Gelar Si Sisingamangaradja sendiri digunakan oleh dinasti keluarga Marga Sinambela, yang berarti "Raja Singa Agung". 

  1. Kehormatan Si dari bahasa Sansekerta Sri.
  2. Raja Agung (dari bahasa Sansekerta, maharaja).
  3. Singa, karena orang Batak melihat diri mereka dalam mitologi sebagai keturunan dari darah dewa. 

Sisimangaradja XII adalah tokoh terakhir yang menjadi Parmalim (pemimpin agama). Ia dianggap sebagai raja dewa dan titisan Batara Guru, Dewa Siwa versi Jawa.

Sisingamangaradja sendiri diyakini memiliki kekuatan seperti kemampuan mengusir roh jahat, mengeluarkan hujan, dan mengendalikan penanaman padi. 

Mulanya, Sisingamangaradja XII tidak dilihat sebagai tokoh politik. Tetapi, saat penjajah Belanda datang ke Sumatera Utara sejak 1850-an, ia bersama Sisingamangaradja XI mulai fokus melakukan perlawanan.

Baca juga: Arie Frederik Lasut: Kehidupan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Perlawanan

Pada Februari 1878, Sisingamangaradja XII mengadakan upacara keagamaan untuk menggalang orang Batak di balik perang perlawanan melawan Belanda.

Pasukannya menyerang pos-pos Belanda di Bakal Batu, Tarutung, namun mengalami kekalahan.

Ia pun berkumpul kembali dan melancarkan serangan baru pada 1883-1884 dengan mendapat bantuan dari Aceh. 

Mereka menyerang Belanda di Uluan dan Balige pada Mei 1883, serta Tangga Batu pada 1884.

Belanda sendiri menyiksa dan membunuh orang Batak yang diduga menjadi pengikut dari Sisingamangaradja XII. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Timur

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Jawa Timur

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com