Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suprapto: Masa Muda, Karier Militer, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 12/05/2021, 14:54 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Karena sudah menjalin hubungan baik dengan Suprapto, maka Soedirman pun memilih Suprapto untuk menjadi ajudannya. 

Tugas yang harus ia emban sebagai ajudan tentulah tidak mudah. 

Suprapto turut menyempurnakan TKR dan harus menghadapi berbagai ancaman musuh. 

Hampir dua tahun Suprapto menjadi ajudan Jenderal Soedirman. 

Pada 1948, setelah Markas Komando Jawa terbentuk, Suprapto tidak lagi menjadi ajudan Jenderal Soedirman. 

Suprapto diangkat menjadi Kepala Bagian II Markas Komando Jawa yang dipimpin oleh A.H. Nasution. 

Baca juga: Cipto Mangunkusumo: Pendidikan, Peran, Perjuangan, dan Akhir Hidupnya

Gugur dalam G30S

Pada 30 September 1965, Suprapto tengah mencabut giginya yang sedang sakit. 

Karena pada malam itu ia merasa tidak enak badan, Suprapto menghabiskan waktunya dengan membuat sebuah lukisan yang akan disumbangkan ke Museum Perjuangan di Yogyakarta.

Sehari kemudian, pada 1 Oktober 1965, pasukan Cakrabirawa masuk ke dalam kediaman Suprapto. 

Suprapto pun terbangun, karena anjing peliharaannya menggonggong. 

Ia pun menanyakan siapa yang ada di luar dan terdengar jawaban "Cakrabirawa". 

Mendengar jawaban tersebut Suprapto tidak curiga, karena Cakrabirawa adalah pasukan terpercaya sebagai pengawas Istana dan Presiden.

Salah satu penculik ini mengatakan bahwa Suprapto perlu untuk menemui Presiden. 

Sebagai seorang perwira yang patuh, Suprapto pun bersedia untuk pergi. 

Suprapto meminta waktu untuk berganti pakaian terlebih dahulu, namun para penculik tidak mengizinkannya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com