Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Penjelajahan Samudra Bangsa Eropa

Kompas.com - 13/04/2021, 16:10 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pada masa renaisans, ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa mengalami perkembangan pesat.

Periode ini juga mendorong munculnya berbagai teori yang merupakan bukti perkembangan ilmu pengetahuan.

Hal inilah yang mendorong terjadinya penjelajahan untuk membuktikan kebenaran teori-teori dari ilmuwan Barat.

Baca juga: Penjelajahan Samudra: Latar Belakang dan Tujuan

Teori-teori yang dimaksud antara lain:

Nicolaus Copernicus

Dalam bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium, Nicolaus Copernicus menuliskan pendapat tentang perputaran planet-planet.

Nicolaus Copernicus mencetuskan Teori Heliosentris yang menyatakan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, begitu pula dengan planet-planet lainnya.

Menurutnya, jika seseorang berjalan dari satu titik ke arah barat, maka akan kembali ke titik semula.

Teori ini kemudian dibuktikan oleh para pelaut Portugis dan Spanyol melalui penjelajahan samudra dari rute berlawanan yang kemudian bertemu di Maluku.

Galileo Galilei

Galileo Galilei sepakat dengan Teori Heliosentris milik Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu bulat dan mengitari matahari.

Sir Isaac Newton

Sir Isaac Newton menunjukkan bahwa bintang, planet, dan benda-benda antariksa bergerak dengan ketepatan yang dapat diramalkan seperti gerak jam.

Kenyataan tersebut menjadikan pikiran manusia sanggup merangkum menjadi beberapa persamaan sederhana.

Perkembangan teknologi dalam bidang perkapalan dan astronomi semakin menambah semangat bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra.

Pada masa itu, mereka mampu membuat kapal besar yang tahan terhadap ombak besar serta dilengkapi dengan kompas sebagai sistem navigasi.

Baca juga: Sistem Ekonomi Liberal pada Masa Kolonial dan Kondisi Masyarakat

Semboyan Gold, Glory, dan Gospel

Perjalanan bangsa Eropa ke Timur juga dilandasi semboyan Gold, Glory, dan Gospel.

Semboyan Gold mendorong mereka memburu kekayaan berupa emas, perak, dan bahan tambang lain yang berharga.

Sebab, menurut paham ini, suatu negara dikatakan makmur apabila mempunyai emas yang melimpah.

Semboyan Glory berarti kejayaan, yang mendorong berkembangnya imperialisasi kuno.

Berdasarkan imperialisasi kuno, kejayaan sebuah bangsa dilihat dari banyaknya wilayah koloni yang dimiliki.

Kondisi ini mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk memiliki daerah kekuasaan yang luas.

Penjelajahan bangsa Eropa ke Timur juga membawa misi suci dari gereja, yaitu menyebarkan ajaran injil (Gospel).

Setiap kapal yang melakukan penjelajahan samudra selalu diikuti kelompok misionaris, yang menganggap menyebarkan ajaran injil merupakan panggilan hidup dan tugas mulia.

Mereka kemudian memanfaatkan daerah koloni sebagai tempat menjalankan misi tersebut.

Baca juga: Historiografi Kolonial: Ciri-Ciri, Kelebihan, dan Kelemahan

Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia

Dalam proses penjelajahan samudra, bangsa Eropa akhirnya menemukan daerah penghasil rempah-rempah, salah satunya adalah Indonesia.

Terlebih lagi, rempah-rempah yang dibutuhkan di Eropa sebagian besar dimiliki Indonesia. Seperti contohnya cengkeh, pala, dan lada.

Cengkeh tumbuh subur di Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan.

Pala merupakan tanaman endemik Pulau Banda, sementara lada ditemukan di sebagian besar wilayah Sumatera dan Jawa.

Ketiga jenis rempah-rempah tersebut paling banyak diburu pedagang Eropa.

Proses kedatangan bangsa Eropa di Indonesia diawali oleh Portugis, kemudian disusul oleh Prancis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.

Referensi:

  • Makfi, Samsudar. (2019). Masa Penjajahan Kolonial. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com