Sayangnya, tidak diketahui pasti kapan prasasti ini dibuat, karena nama raja dan angka tahunnya tidak ada.
Diduga, Prasasti Kedengan merupakan bagian dari serangkaian prasasti yang hingga kini belum ditemukan.
Apabila diamati langgam bahasanya, isi prasasti ini mirip dengan Prasasti Biluluk (1366) dan Prasasti Renek (1379), yang berasal dari pemerintahan Prabu Hayam Wuruk.
Isi Prasasti Kedengan
Prasasti Kedengan terbuat dari lempengan tembaga berukuran 45,5 x 12,5 cm, dengan tebal sekitar 2,4 mm.
Tidak diketahui pasti kapan dan di mana prasasti ini ditemukan. Keberadaannya diketahui setelah disimpan oleh seorang warga Bojonegoro, Jawa Timur.
Isi Prasasti Kedengan ditulis menggunakan bahasa dan aksara Jawa Kuno pada kedua sisi lempengannya.
Pada masing-masing sisinya, terpahat empat baris tulisan yang masih dapat dibaca dengan jelas.
Berikut ini isi Prasasti Kedengan yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Sisi depan
Sisi belakang
Isi pokok Prasasti Kedengan menyebutkan anugerah Paduka Sri Maharaja (namanya tidak diketahui) kepada Desa Kedengan, yang diangkat statusnya menjadi desa sima (wilayah bebas pajak).
Tidak diketahui alasan Desa Kedengan dijadikan sima, demikian pula letak desa tersebut sekarang ini.
Hal yang menarik dari isi Prasasti Kedengan adalah anugerah yang diterima penduduk Kedengan dari raja.
Banyak sekali anugerah yang diberikan oleh raja, di antaranya:
https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/05/150000979/isi-prasasti-kedengan-peninggalan-kerajaan-majapahit