Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Achilles, Pahlawan Legendaris dalam Mitologi Yunani

Achilles digambarkan sebagai prajurit pemberani yang luar biasa kuat.

Bahkan menurut legenda yang dipercaya, orang Yunani tidak akan memenangkan Perang Troya tanpanya.

Meski kepiawaiannya dalam berperang tidak tertandingi, Achilles memiliki titik kelemahan pada tumitnya (Achilles heels), yang membuatnya terbunuh.

Bermula dari kisah Achilles itulah, istilah "Achilles heels" kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menyebut kelemahan seseorang.

Achilles, prajurit setengah dewa

Melansir Britannica, Achilles adalah putra Raja Peleus dari Myrmidon dan Thetis, sang dewi laut.

Dalam Perang Troya, Achilles disebut-sebut sebagai prajurit paling berani, hebat, dan tampan, dari pasukan Agamemnon.

Dalam karya-karya Homer, diceritakan bahwa Achilles dibesarkan oleh ibunya di Phthia, bersama Patroclus.

Homer menyebut Patroclus sebagai sahabat dekat Achilles. Tetapi para penyair kuno umumnya menyebut Patroclus sebagai kekasih Achilles.

Kelemahan Achilles

Dalam mitologi Yunani, titik lemah Achilles ada pada bagian tumitnya. Meski lahir dari seorang dewi, Achilles hanyalah manusia setengah dewa yang tidak kekal seperti ayahnya.

Untuk membuat putranya kekal dan kebal, Thetis mencelupkan Achilles kecil ke dalam Sungai Styx, yang airnya konon memberikan kekebalan bagi para dewa.

Saat itu, semua bagian tubuh Achilles tercelup di dalam air, kecuali tumitnya yang dipegangi oleh Thetis.

Hasilnya, Achilles pun kebal. Hanya bagian tumit yang tidak tercelup air yang menjadi kelemahan dari Achilles.

Dari kisah inilah muncul ungkapan "Achilles heels" atau tumit Achilles, yang digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menyebut kelemahan seseorang.

Peran Achilles dalam Perang Troya

Ketika berusia sembilan tahun, Achilles diramal akan mati sebagai pahlawan dalam Perang Troya.

Mendengar hal itu, Thetis yang tetap berusaha membuat putranya abadi, menyamarkan Achilles sebagai seorang gadis dan mengirimnya ke Skyros untuk hidup di antara putri-putri raja.

Namun, upaya Thetis tidak menghindarkan Achilles dari takdirnya untuk menjadi prajurit tangguh.

Keberadaan Achilles ditemukan oleh Odysseus, sang negosiator ulung yang ditugaskan orang Yunani untuk membujuk Achilles.

Achilles pun akhirnya berangkat dan memporak-porandakan negeri di sekitar Troy.

Selama sembilan tahun memimpin bangsa Yunani berperang, Achilles berhasil merebut 12 kota.

Tanpa Achilles, bangsa Yunani mengalami kekalahan terus-menerus dari orang-orang Troya.

Achilles kemudian mengizinkan Patroclus untuk menyamar sebagai dirinya, dengan meminjamkan kereta perang serta baju besinya.

Penyamaran ini dilakukan untuk menakut-nakuti orang-orang Troya.

Namun, Patroclus ternyata terbunuh oleh Hector, pangeran Troya, yang mengira lawannya itu adalah Achilles.

Kematian Patroclus memaksa Achilles kembali berperang untuk membalas dendam, hingga berhasil membunuh Hector.

Kematian Achilles

Achilles meninggal tidak lama setelah membalas dendam atas kematian Patroclus.

Setelah pemakaman Hector, bangsa Yunani dan Troya kembali terlibat pertempuran dahsyat.

Pada awalnya, Achilles masih tidak terkalahkan. Bahkan ia berhasil membunuh para pemimpin dari sekutu Troya, Raja Memnon salah satunya.

Namun, kejayaan Achilles tidak berlangsung lama karena ia meninggal di tangan Pangeran Paris, adik dari Hector.

Paris sebenarnya bukan pejuang tangguh, tetapi ia membidik pada titik kelemahan Achilles, yakni di bagian tumit.

Konon, bidikan panah Paris diarahkan oleh Dewa Apollo, sehingga tepat mengenai tumit, yang menjadi satu-satunya bagian tubuh Achilles yang tidak kebal.

Achilles pun meninggal setelah tumitnya dipanah oleh Pangeran Paris.

Selama ribuan tahun, Achilles tetap dikenal sebagai sosok prajurit terhebat dan dianggap sebagai pahlawan bagi orang-orang Yunani.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/08/09/190000179/achilles-pahlawan-legendaris-dalam-mitologi-yunani

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke