Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Amerika Serikat Membantu Indonesia Merdeka?

Pascaproklamasi, Indonesia masih terus diserang oleh Belanda melalui Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1948).

Dalam menghadapi Agresi Militer Belanda, Indonesia dibantu oleh sejumlah negara di dunia, salah satunya adalah Amerika Serikat.

Tergabung dalam Komisi Tiga Negara

Komisi Tiga Negara (KTN) atau dikenal juga sebagai Komisi Kantor Baik dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 26 Agustus 1947.

Tujuan dibentuknya KTN adalah untuk melerai konflik yang terjadi antara Indonesia dan Belanda pada Agresi Militer Belanda.

Selain Amerika Serikat, ada dua negara lain yang juga tergabung dalam KTN, yaitu Australia dan Belgia.

Amerika Serikat sendiri dapat dikatakan sebagai negara pelopor terbentuknya KTN.

Sebab, pada 25 Agustus 1947, Amerika Serikat memberi usulan yang berisi tawaran “jasa baik” kepada Indonesia dan Belanda dalam rangka menyelesaikan konflik mereka dalam Agresi Militer Belanda.

Isi tawaran tersebut adalah dibentuknya suatu komisi yang terdiri dari tiga anggota dewan, dua di antaranya dipilih oleh masing-masing pihak dan anggota ketiga ditentukan oleh dua anggota yang sudah terpilih.

Sejak saat itu, terbentuklah Komisi Tiga Negara atau Komisi Kantor Baik.

Bergabungnya Amerika Serikat dalam KTN sendiri karena dipilih oleh dua negara terpilih, yaitu Australia dan Belgia.

Sesuai dengan hasil pertemuan di Sydney, Australia pada 20 Oktober 1947, tugas KTN adalah:

Menghentikan bantuan dana terhadap Belanda

Agresi Militer Belanda II atau disebut juga Operasi Kraai (Operasi Gagak) adalah serangan militer Belanda terhadap Indonesia secara de facto yang terjadi pada Desember 1948.

Tepatnya, tanggal 18 Desember 1948, Panglima Tentara Belanda di Hindia Belanda Jenderal Spoor menginstruksikan seluruh tentara Belanda di Jawa dan Sumatera untuk melakukan penyerangan.

Pada Minggu pagi, 19 Desember 1948, Belanda mulai menyerang Yogyakarta yang saat itu dijadikan ibu kota sementara Indonesia.

Belanda melakukan serangan udara secara mendadak yang membuat pasukan Indonesia tidak siap.

Akibatnya, hanya dalam beberapa jam, sore hari 19 Desember 1948, Yogyakarta telah berhasil dikuasai oleh Belanda.

Mendengar serangan mendadak tersebut, Panglima TNI Jenderal Sudirman menyiarkan perintah kilat melalui radio.

Perintah Kilat ini bertujuan untuk melawan musuh dengan menyerang rakyat semesta.

Di mana para pasukan akan hijrah dengan cara long march ke wilayah masing-masing dan membentuk kekuatan.

Pertempuran Agresi Militer Belanda II telah memakan banyak korban jiwa dan kerusakan masif di Indonesia.

Saking besarnya, pertempuran ini juga terdengar hingga ke kancah internasional, termasuk ke Amerika Serikat.

Alhasil, Amerika Serikat memutuskan untuk membantu Indonesia dengan cara menghentikan dana bantuan mereka kepada Belanda.

Selain itu, Amerika Serikat bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mendesak agar Belanda segera melakukan gencatan senjata dan perundingan damai.

Pada akhirnya, Agresi Militer Belanda II berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Roem Royen.

Dengan demikian, Amerika Serikat dianggap telah berjasa dan membantu Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

Referensi:

  • Ricklefs, M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/07/15/080000779/apakah-amerika-serikat-membantu-indonesia-merdeka-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke