Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Makam Candi Angsoko di Palembang

Di situs ini terdapat makam dari masa Islam dan beberapa temuan fragmen candi yang diperkirakan dari abad ke-10.

Berikut sejarah Makam Candi Angsoko.

Sejarah Makam Candi Angsoko

Melansir laman Kemdikbud, Makam Candi Angsoko dikenal setelah Schnitger menemukannya.

Schnitger mengungkapkan tentang adanya temuan masa klasik yang sudah bersifat fragmentaris dan makam-makam Islam.

Ketika Balai Arkeologi Palembang menindaklanjuti informasi tersebut, diketahui adanya peninggalan sejarah dari periode sebelum Islam.

Temuan yang dimaksud berupa struktur bata yang merupakan bagian candi, fragmen keramik, dan bata bergores huruf Jawa Kuno, yang diperkirakan dari abad ke-10 atau abad ke-11.

Struktur bata kuno itu terkonsentrasi di sebelah utara makam Angsoko, yang saat ini berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk.

Adapun ukuran bata kuno tersebut sekitar 18 x 30 cm, yang terdiri atas batu putih atau tufa, dengan beragam bentuk. Satu di antaranya merupakan fragmen stupa.

Selain peninggalan masa klasik, di situs ini terdapat makam tokoh bernama Pangeran Made Ing Suko.

Pangeran Made Ing Suko adalah pengganti Ki Gede Ing Suro yang memerintah wilayah Palembang dan wafat pada 1627.

Nisan di makam Pangeran Made Ing Suko dalam keadaan terawat. Untuk melindunginya, dibuat cungkup atau atap.

Di dalam cungkup, terdapat dua makam yang memiliki nisan bertipe Demak-Troloyo, yang biasa digunakan para raja dan tokoh-tokoh agama Islam pada masa lampau.

Di luar cungkup, masih ada beberapa makam, tetapi kronologi masanya tidak diketahui jelas.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/13/080000179/sejarah-makam-candi-angsoko-di-palembang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke