Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Kerajaan

Kemudian, pada 18 Agustus 1945, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi negara.

Jauh sebelum momen bersejarah tersebut, Bahasa Indonesia melewati pembentukan yang panjang.

Bahasa yang dikenal sebagai Bahasa Indonesia saat ini telah mengalami pembentukan yang sangat rumit, baik secara lisan maupun tulisan, sejak zaman kerajaan.

Berikut sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa kerajaan.

Periode Kerajaan Sriwijaya

Bahasa Indonesia lahir dari Bahasa Melayu, yang merupakan golongan bahasa Austronesia.

Dalam keputusan hasil Kongres Bahasa Indonesia di Medan pada 1954, dikatakan bahwa dasar Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu, yang disesuaikan dengan pertumbuhan dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia sekarang.

Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7, dibuktikan dari Prasasti Kedukan Bukit (683), Prasasti Talang Tuo (684), Prasasti Kota Kapur (686), dan Prasasti Karang Brahi (688).

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya tersebut ditulis menggunakan huruf Pranagari atau Pallawa, dengan Bahasa Melayu Kuno.

Selain itu, bukti historis juga didapat di Jawa Tengah pada prasasti berangka 832 dan prasasti berangka 942 di Bogor, Jawa Barat, yang menggunakan Bahasa Melayu Kuno.

Pada masa itu, cikal bakal Bahasa Indonesia, yaitu Bahasa Melayu, digunakan sebagai linguafranca atau bahasa penghubung antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang dipakai terhadap para pedagang asing.

Menurut catatan I-Tsing, seorang bhiksu China yang pernah belajar di Sriwijaya, pada saat kunjungannya di Sriwijaya terdapat bahasa bernama koen-louen yang berdampingan dengan bahasa Sanskerta.

Yang dimaksud koen-louen adalah linguafranca di Kepulauan Nusantara, yakni Bahasa Melayu.

Periode kerajaan Islam

Perkembangan Bahasa Melayu semakin mudah ditelusuri dari peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.

Pertumbuhan Bahasa Melayu pada masa ini tertulis pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, yang berangka 1380, serta hasil kesusastraan dari abad ke-16 dan ke-17, seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.

Pada masa kerajaan Islam, Bahasa Melayu menyebar dengan pesat ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam.

Pada periode ini, Bahasa Melayu sudah ditulis dalam huruf latin. Pada 1521, Antonio Pigafetta menyusun daftar kata Italia-Melayu untuk pertama kalinya.

Daftar yang dibuat Pigafetta di Tidore itu menjadi contoh pertama bagi Bahasa Melayu yang ditulis dalam huruf latin.

Bahasa Melayu mudah diterima masyarakat sebagai bahasa penghubung karena tidak mengenal tingkat tutur.

Dari situlah, Bahasa Melayu cikal bakal Bahasa Indonesia dipakai di seluruh penjuru Nusantara dan bertambah kukuh keberadaannya.

Selanjutnya, sejarah perkembangan Bahasa Indonesia memasuki periode di mana Nusantara mendapatkan pengaruh dari kedatangan bangsa Eropa.

Meski terus mengalami proses akulturasi, Bahasa Indonesia, yang berawal dari bahasa pemersatu antarsuku dan melewati beberapa tahapan penyerapan, tetap terjaga keutuhan serta kemurniannya.

Referensi:

  • Setiawati, Eti, Putri Kumala Dewi, dan Nia Budiana. (2017). Bahasa Indonesia Akademik: Pengembangan Kepribadian Berbasis Pendidikan Karakter. Malang: UB Press.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/14/130000879/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia-pada-masa-kerajaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke