Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Akademi Militer Tangerang

Akademi Militer Tangerang didirikan pada 18 November 1945.

Sayangnya, usia Akademi Militer Tangerang cukup singkat, yakni hanya sampai 22 Maret 1946.

Akademi Militer Tangerang ditutup setelah para siswa dan pembinanya terlibat dalam pertempuran perebutan senjata dengan Jepang yang disebut Pertempuran Lengkong pada 1946.

Sejarah pendirian

Sejarah berdirinya Akademi Militer Tangerang diprakarsai oleh salah seorang pelatih Pembela Tanah Air (PETA) di Bali, yaitu Daan Mogot.

Berbekal pengalamannya sebagai pelatih PETA di Bali, Daan Mogot yang memang sangat peduli dengan nasib bangsa Indonesia pun menyatakan ingin melatih perwira Republik Indonesia.

Maka dari itu, Daan Mogot bersama rekan-rekannya sesama perwira di Tentara Keamanan Rakyat (TKR) mulai mencanangkan pembentukan pendidikan perwira khususnya di Tangerang.

Pendidikan perwira khusus itu kemudian disebut sebagai Akademi Militer Tangerang.

Para perwira yang ikut memprakarsai pembentukan Akademi Militer Tangerang adalah:

  • Letkol Singgih
  • Letkol Suroto Kunto
  • Mayor Daan Yahya
  • Mayor Daan Mogot
  • Kapten Kemal Idris
  • Kapten Taswin
  • Lettu Subiyanto Joyohadikusumo
  • Lettu Sutopo

Pada 10 November 1945, Daan Mogot dan para perwira lain mengumumkan pembukaan akademi militer di Tangerang.

Sewaktu berita tersebut beredar, masyarakat sangat antusias dalam menanggapinya.

Lima hari berselang, pada 15 November 1945, mereka yang ingin mendaftar Akademi Militer Tangerang diwajibkan hadir ke Jalan Prapatan 10, Jakarta, tepatnya di Asrama Mahasiswa Kedokteran, untuk mengikuti seleksi kesehatan, pengetahuan umum, dan serangkaian tes lainnya.

Tes-tes ini diselenggarakan oleh TKR Jakarta.

Akademi Militer Tangerang secara organisatoris berada di bawah naungan Resimen IV Tangeran yang dipimpin oleh Letkol Singgih.

Tujuan

Tujuan Akademi Militer Tangerang adalah untuk menghasilkan komandan yang cakap, tegar, dan berjiwa patriotik.

Namun, untuk bisa mencapai tujuan tersebut, para calon perwira tentu membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama dalam mengenyam pendidikan, yakni kurang lebih enam bulan.

Setelah proses seleksi selesai dilakukan, total ada sekitar 180 orang calon kadet angkatan pertama yang akan dididik menjadi perwira.

Mereka dilatih oleh sejumlah perwira dan bintara, seperti Kapten Taswin, Kapten Tommy Prawirasuta, Kapten Rukman, Kapten Kemal Idris, Kapten Jopie Bolang, Kapten Endjon Djajaroekmantara, Sersan Bahruddin, dan Sersan Sirodz.

Setelah lulus, para perwira ini akan ditempatkan di Resimen V, di seluruh Divisi Siliwangi dan Inspektoran Infanteri di Yogyakarta.

Pembubaran

Akademi Militer Tangerang resmi ditutup pada 22 Maret 1946, setelah para siswa dan pembinanya terlibat dalam Pertempuran Lengkong pada 25 Januari 1946.

Pemimpin pertempuran Lengkong adalah Mayor Daan Mogot, yang memiliki misi melucuti senjata Jepang secara damai.

Mayor Daan Mogot menjalankan misi tersebut bersama rekan-rekan lainnya, seperti Letkol Singgih dan Kapten Enjon.

Pada awalnya, rencana Daan Mogot tampak berjalan dengan lancar, karena Jepang terlihat setuju untuk menyerahkan senjata mereka.

Namun, tiba-tiba ada salah seorang bekas serdadu India yang tidak sengaja meletuskan senjata milik Jepang.

Suara letusan itu seketika langsung menggagalkan proses diplomasi yang dilakukan Daan Mogot.

Begitu Jepang mendengar suara letusan tersebut, mereka langsung curiga dan menganggap letusan itu sebagai kode tanda dimulainya penyerangan oleh Tentara Republik Indonesia (TRI).

Segera setelah itu, pihak Jepang melepaskan tembakan yang menewaskan Daan Mogot dan sejumlah siswa lainnya.

Diperkirakan sebanyak 37 taruna gugur dan 35 orang lainnya dijadikan tawanan.

Semua pihak yang tewas dalam peristiwa Lengkong, termasuk Mayor Daan Mogot dikebumikan pada 29 Januari 1946, di kompleks markas Resimen IV Tangerang (sekarang Makam Pahlawan Taruna di Jalan Daan Mogot).

Setelah Daan Mogot dan sebagian siswa lainnya tewas, Akademi Militer Tangerang secara resmi ditutup pada 22 Maret 1946.

Referensi:

  • Permana, Rahayu. (2021). Mayor Daan Mogot (1928-1946) Peran Dan Perjuangannya. Journal of Sciences&Humanities “Estoria.”
  • Kartasasmita, Ginandjar. (1995). 30 Tahun Indonesia Merdeka. Sekretariat Negara Republik Indonesia.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/13/150000079/sejarah-akademi-militer-tangerang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke