Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hubungan Indonesia-Rusia Masa Kini: Dari Era Habibie hingga Jokowi

KOMPAS.com - Sejarah hubungan Indonesia dan Rusia memasuki babak anyar seiring dengan berakhirnya Orde Baru serta mulai berjalannya era Reformasi.

Sejak Soeharto lengser, Indonesia telah lima kali berganti presiden, dimulai dari B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga kini dipimpin Joko Widodo.

Di sisi lain, Rusia juga mengalami pergantian kemimpinan dari Boris Yeltsin ke Vladimir Putin, lalu beralih ke Dmitry Medvedev, hingga kembali dipimpin Putin sejak 2012 hingga kini.

Selama silih berganti kepemimpinan itu pula, sejarah hubungan Indonesia dan Rusia berjalan penuh dinamika.

Hubungan Indonesia-Rusia di Masa Awal Reformasi

Setelah Soeharto mundur, wakil presiden B.J. Habibie mengambil alih jabatan Presiden Republik Indonesia. Saat itulah, era Reformasi di Indonesia dimulai.

Perubahan kepemimpinan ini juga sedikit mengubah arah kebijakan luar negeri Indonesia.

Pada masa Orde Baru, kebijakan luar negeri Indonesia lebih banyak ditetapkan dalam upaya mendekatkan diri dengan negara-negara maju.

Sementara itu, saat dipimpin B.J. Habibie pada awal masa Reformasi, pemerintah Indonesia lebih banyak fokus menyelesaikan konflik di Timor Timur.

Oleh sebab itu, tidak banyak catatan yang tertinggal soal upaya bilateral dalam hubungan Indonesia dan Rusia pada masa kepimpinan B.J. Habibie.

Meski begitu, dalam pemerintahan B.J. Habibie yang berlangsung singkat, Indonesia tercatat telah menerima kunjungan Menteri Luar Rusia, Yuri Maslyukov, di Jakarta pada Maret 1999.

Hasil dari kunjungan itu adalah ditandatanganinya persetujuan perdagangan, persetujuan kerja sama teknik dan ekonomi, serta persetujuan penghindaran pajak berganda antara Indonesia dan Rusia.

Pada 20 Oktober 1999, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur resmi menjadi Presiden Indonesia menggantikan B.J. Habibie.

Di bawah kepimpinan Abdurrahman Wahid, Indonesia tidak membuat pergerakan signifikan dalam hubungan dengan Rusia.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium PBB di New York pada 7 September 2000, Abdurrahman Wahid bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Akan tetapi, tidak ada pembicaraan yang menjurus pada peningkatan hubungan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Rusia dalam pertemuan tersebut.

Hubungan Indonesia-Rusia di Era Megawati

Perkembangan pesat dalam hubungan Indonesia dan Rusia baru terjadi di bawah kepemimpinan Megawati.

Pada 21 April 2003, Presiden Megawati berkunjung ke Rusia dan bertemu dengan Vladimir Putin.

Pada pertemuan itu, Megawati dan Putin menandatangani Deklarasi Kerangka Kerja Sama Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad ke-21.

Kesepakatan itu pun menjadi landasan baru hubungan kerja sama strategis dalam tingkat global, regional, dan bilateral antara Indonesia-Rusia.

Selain itu, Presiden Megawati dan Putih juga membahas peluang mengaktifkan hubungan Indonesia-Rusia di bidang politik, ekonomi dan perdagangan, serta teknologi dan teknik militer.

Berikut ini sejumlah persetujuan hubungan bilateral yang tercapai dalam kunjungan Megawati ke Rusia:

Hubungan Indonesia dan Rusia di Era SBY

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY kali pertama mengadakan kunjungan kenegaraan ke Rusia pada 1 Desember 2006.

Dalam kunjungan tersebut, Indonesia dan Rusia menandatangani 10 persetujuan, di antaranya adalah:

  • Kerja sama di bidang nuklir untuk tujuan damai.
  • Persetujuan bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.
  • Kerja sama di bidang kedirgantaraan.
  • Persetujuan kerja sama sister city Jakarta-Moskwa.
  • Persetujuan kerja sama Kejaksaan Agung.
  • Persetujuan kerja sama di bidang pariwisata.
  • Kerja sama antar KADIN.

Sementara itu, pada 6 September 2007, Presiden Federasi Rusia melakukan kunjungan pertamanya ke Indonesia.

Hasil dari pertemuan itu, Indonesia dan Rusia pun sepakat menandatangani sejumlah kesepakatan bilateral.

Persetujuan tersebut meliputi bidang lingkungan hidup, pendidikan, kebudayaan, olahaga dan kepemudaan, investasi, pariwisata, perbankan dan state loan dari pemerintah Rusia kepada pemerintah Indonesia senilai 1 miliar dollar Amerika Serikat untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan produk Rusia.

Perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia pun digelar meriah oleh kedua negara pada 2010.

Berbagai acara digelar untuk merayakan 60 tahun hubungan Indonesia-Rusia, seperti:

  • Rountable discussion: “60 Years Indonesia-Russia Relations, Achievements, Opportunities and Challenges” di Moskwa pada April 2010
  • Kunjungan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI ke Rusia pada Mei 2010
  • Festival Budaya Indonesia Tim Kesenian Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta di tiga kota Rusia (Moskow, Tver dan St. Petersburg) pada Mei 2010

Pada Maret 2011, Indonesia dan Rusia menandatangani Air Service Agreement di Moskwa. Selanjutnya, Indonesia dan Rusia juga menyepakati perjanjian kerja sama terkait pemilihan umum (Pemilu) pada Juni 2011.

Hubungan Indonesia dan Rusia di Era Jokowi

Sebelum kunjungan teranyarnya pada Juni 2022 dengan membawa misi perdamaian Rusia-Ukraina, Presiden Joko Widodo tercatat telah tiga kali bertemu dengan Vladimir Putin.

Pertemuan pertama Presiden Joko Widodo dengan Vladimir Putin terjadi di KTT APEC Beijing pada 10 November 2014.

Setelah itu, Jokowi tercatat mengunjungi Sochi, Rusia, pada 18 Mei 2016, sebelum menghadiri KTT Rusia-ASEAN pada 19-20 Mei 2016.

Pertemuan ketiga Jokowi dengan Presiden Vladimir Putin terjadi di East Asia Summit (EAS) di Singapura pada 14 November 2018.

Adapun pertemuan teranyar Jokowi dan Putin terjadi dalam kunjungan kenegaraannya ke Rusia pada Juni 2022.

Presiden Joko Widodo dan rombongan bertemu dengan Vladimir Putin di Istana Kremlin, Rusia, pada Kamis 30 Juli 2022.

Dalam kunjungan teranyar ini, Presiden Joko Widodo mengemban misi perdamaian dunia seperti amanat konstitusi Indonesia.

Presiden Joko Widodo menyampaikan, Indonesia siap menjadi jembatan komunikasi antara Ukraina dan Rusia yang sedang terlibat perang.

Adapun sebelum membawa misi perdamaian dalam pertemuan kali ini, Indonesia di bawah pemerintahan Joko Widodo telah menjaga hubungan bilateral dengan baik bersama Rusia dan Ukraina.

Saat merayakan 70 tahun hubungan bilateral pada 3 Februari 2020, Indonesia dan Rusia telah mengembangkan kerja sama strategis antara kedua negara.

Niat untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Rusia pun telah tertuang dalam Rencana Konsultasi 2017-2019 yang ditandatangani Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/04/164418879/hubungan-indonesia-rusia-masa-kini-dari-era-habibie-hingga-jokowi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke