Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sistem Autarki: Sejarah dan Penerapannya di Indonesia

Sistem ini diterapkan dengan tujuan agar setiap daerah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

Beberapa negara yang pernah menerapkan kebijakan ini dalam perekonomiannya adalah Jepang, Brazil, India, dan Korea Utara.

Ketika menjajah Indonesia, Jepang membuat berbagai kebijakan, salah satunya adalah sistem Autarki, di mana setiap daerah diharapkan mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.

Sejarah

Kata autarki berasal dari bahasa Yunani yang berarti swasembada (usaha mencukupi kebutuhan sendiri).

Munculnya sistem Autarki dilatarbelakangi oleh peristiwa pada Zaman Perunggu, di mana peradabannya runtuh karena selalu bergantung dengan perdagangan dari luar.

Dalam perkembangannya, terbentuklah sistem Autarki dari budaya politik Yunani, yang menekankan pada swasembada ekonomi dan pemerintahan yang mandiri.

Sistem Autarki dapat dikatakan kebalikan dari sistem ekonomi liberal, yang cenderung mendorong terjadinya arus bebas barang dan jasa.

Sementara dalam sistem Autarki, barang dan jasa hanya berputar dalam lingkungan domestik.

Negara yang menerapkan Autarki

Di era globalisasi seperti sekarang, sebetulnya sistem Autarki sudah sangat jarang digunakan.

Namun, masih ada negara yang menerapkan kebijakan ini, salah satunya Korea Utara, yang memilih untuk menutup diri dan sangat membatasi hubungan perdagangan internasional.

Selain Korea Utara, negara lain yang pernah menerapkan Autarki adalah Jepang, Brazil, dan India.

Sistem Autarki bahkan sempat diterapkan di Indonesia ketika Jepang menjajah Tanah Air mulai 1942-1945.

Pelaksanaan sistem Autarki di Indonesia

Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem Autarki, maksudnya adalah agar setiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Pasalnya, pada awal pendudukan Jepang, perekonomian Indonesia lumpuh, terutama pada obyek-obyek vital seperti tambang dan industri, karena diluluhlantakkan oleh Sekutu.

Untuk memperbaiki keadaan ekonomi saat itu, Jepang mulai melakukan kegiatan produksi yang pada akhirnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perang.

Jepang membangun sebuah pabrik senjata serta mewajibkan rakyat Indonesia untuk menanam pohon jarak, yang minyaknya dapat bermanfaat sebagai bahan bakar alternatif.

Untuk melancarkan proses pembangunan, Jepang membutuhkan banyak tenaga kasar dengan memanfaatkan rakyat Indonesia.

Rakyat Indonesia digunakan untuk kerja paksa oleh Jepang atau yang juga dikenal dengan sebutan romusha.

Selain itu, Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam, terutama batu bara dan minyak bumi untuk mencukupi proses produksi kebutuhan perang mereka.

Dengan banyaknya kegiatan produksi yang dilakukan, Jepang memberlakukan sistem ekonomi Autarki, agar tiap-tiap daerah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

Dampak Autarki di Indonesia

Semenjak sistem Autarki diterapkan di Indonesia, banyak dampak buruk yang terjadi, yaitu:

Rakyat sengsara

Selama kebijakan Autarki masih berjalan, kesejahteraan rakyat mulai menurun dan jumlah kematian semakin naik.

Hal tersebut terjadi, karena rakyat Indonesia harus mencari kebutuhannya sendiri dan tidak semuanya dapat terpenuhi.

Bahkan, sebagian dari yang mereka dapatkan juga harus diserahkan kepada Jepang.

Hanya memenuhi kebutuhan perang Jepang

Masyarakat Indonesia memang diperbolehkan untuk mencari kebutuhannya sendiri selama sistem Autarki diterapkan.

Akan tetapi, pada dasarnya segala bentuk kegiatan perekonomian yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang saja dan tidak bisa terjalin hubungan perdagangan internasional.

Sumber daya alam diserahkan kepada Jepang

Semua sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sebagian besar harus diserahkan kepada Jepang.

Bahkan, terkadang rakyat Indonesia juga tidak mendapat bagian sama sekali, karena semuanya harus disetor kepada Jepang.

Semua ditanggung pemerintah

Selama sistem Autarki diterapkan, segala bentuk perusahaan harus diatur oleh pemerintah.

Maksudnya adalah, semua kebutuhan menjadi tanggung jawab pemerintah, baik makanan, minuman, pendidikan, atau kesehatan.

Perdagangan yang terbatas

Seperti artinya, sistem Autarki tidak melakukan segala bentuk kerja sama atau perdagangan internasional dengan negara mana pun.

Semua kebutuhan negara harus dicukupi sendiri dan hanya diperuntukkan untuk kebutuhan perang saja.

Referensi: 

  • Kartawinata, BR. (2014). Bisnis Internasional. Bandung: PT Karya Manunggal Lithomas.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/22/120000479/sistem-autarki--sejarah-dan-penerapannya-di-indonesia

Terkini Lainnya

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Stori
Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Stori
Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Stori
Prasangka dalam Keberagaman

Prasangka dalam Keberagaman

Stori
Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Stori
Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke