Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serat Wedhatama: Pencipta, Urutan, Cuplikan Isi, dan Maknanya

Serat Wedhatama adalah karya sastra Jawa baru yang sedikit dipengaruhi Islam dan tergolong sebagai karya legendaris.

Pencipta serat ini adalah KGPAA Mangkunegara IV, yang memerintah Praja Mangkunegaran dari 1853 sampai 1881.

Serat Wedhatama mengandung banyak ajaran mengenai kehidupan manusia yang masih relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini.

Urutan isi Serat Wedhatama

Serat Wedhatama berisi lima tembang macapat (puisi tradisional Jawa) dengan total 100 pupuh (bait).

Berikut ini pembagian dan urutan tembang macapat yang terdapat dalam Serat Wedhatama.

  • Pangkur (14 pupuh, 1 - 14)
  • Sinom (18 pupuh, 15 - 32)
  • Pocung (15 pupuh, 33 - 47)
  • Gambuh (35 pupuh, 48 - 82)
  • Kinanthi (18 pupuh, 83 - 100)

Isi dari Serat Wedhatama berupa falsafah kehidupan yang menggabungkan nilai-nilai Jawa dan Islam.

Misalnya seperti bagaimana cara menganut agama dengan bijak, menjadi manusia seutuhnya, dan menjadi orang yang berwatak ksatria.

Ada pula beberapa petikan yang dianggap sebagai kritik terhadap konsep ajaran Islam yang ortodoks, yang mencerminkan perjuangan budaya Jawa dengan gerakan pemurnian Islam.

Naskah asli Serat Wedhatama hingga kini disimpan di Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran di Surakarta. Kepopuleran karya sastra legendaris ini bahkan memengaruhi sejumlah karya seni kontemporer.

Cuplikan Isi Serat Wedhatama

Berikut ini cuplikan isi dari setiap tembang dalam Serat Wedhatama dan artinya dalam Bahasa Indonesia.

Pangkur

Pangkur dalam Serat Wedhatama utamanya menjelaskan tentang cara menjadi pribadi yang baik. Berikut ini cuplikan dari bait pertama.

Mingkar mingkuring angkara,
Akarana karanan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung,
Kang tumrap neng tanah Jawa,
Agama ageming aji

Meredam nafsu angkara dalam diri,
Hendak berkenan mendidik putra-putri
Tersirat dalam indahnya tembang,
Dihias penuh variasi,
Agar menjiwai hakikat ilmu luhur,
Yang berlangsung di tanah Jawa (nusantara),
agama sebagai “pakaian” kehidupan

Sinom

Sinom menjelaskan tentang kewajiban, hak, dan dasar spiritual dalam kehidupan. Berikut cuplikan dari bait pertama.

Nulada laku utama
Tumrape wong Tanah jawi,
Wong agung ing Ngeksiganda,
Panembahan Senopati,
Kepati amarsudi,
Sudane hawa lan nepsu,
Pinepsu tapa brata,
Tanapi ing siyang ratri,
Amamangun karyenak tyasing sesama.

Contohlah perilaku utama,
Bagi kalangan orang Jawa (Nusantara),
Orang besar dari Ngeksiganda (Mataram),
Panembahan Senopati,
yang tekun,
mengurangi hawa nafsu,
dengan jalan prihatin (bertapa),
serta siang malam selalu berkarya
membuat hati tenteram bagi sesama.

Pucung

Pocung berisi makna perjuangan manusia dalam mendapatkan kekuasaan, kekayaan, dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berikut cuplikan dari bait pertama.

Ngelmu iku
Kalakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budaya pangekese dur angkara

Ilmu (hakikat) itu
diraih dengan cara menghayati dalam setiap perbuatan
dimulai dengan kemauan
Artinya, kemauan membangun kesejahteraan terhadap sesama
Teguh membudi daya Menaklukkan semua angkara

Gambuh

Gambuh memfokuskan pada pemahamam agama, berikut cuplikan bait pertamanya.

Samengko ingsun tutur
Sembah catur supaya lumuntur
Dhihin raga, cipta, jiwa, rasa, kaki Ing kono lamun tinemu
Tandha nugrahaning Manon

Kelak saya bertutur
Empat macam sembah supaya dilestarikan
Pertama; sembah raga, kedua; sembah cipta, ketiga; sembah jiwa, dan keempat; sembah rasa
Di situlah akan bertemu dengan pertanda anugrah Tuhan

Kinanthi

Kinanthi berisi tentang konsep menjalankan hidup dengan baik. Berikut cuplikan dari bait pertama.

Mangka kanthining tumuwuh
Salami mung awas eling
Eling lukitaning alam
Dadi wiryaning dumadi
Supadi nir ing sangsaya
Yeku pangreksaning urip

Padahal bekal hidup
Selamanya waspada dan ingat
Ingat akan pertanda yang ada di alam ini
Menjadi kekuatannya asal-usul
Supaya lepas dari sengsara
Begitulah memelihara hidup

Referensi:

  • Ki Sabdacarakatama. (2010). Serat Wedhatama. Yogyakarta: Narasi.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/11/151500479/serat-wedhatama-pencipta-urutan-cuplikan-isi-dan-maknanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke