Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal-usul Nama Blora

Selama ini Kota Blora dikenal dengan julukan Kota Satai, Kota Barongan, Kota Samin, dan Kota Kayu Jati.

Konon, nama Blora sendiri diambil dari kata Bhurara, yang berarti tanah yang diberikan raja kepada seorang anak atau orang yang berjasa kepada negara. 

Namun, versi lain juga menyebutkan bahwa nama Blora berasal dari kata Belor yang artinya lumpur. 

Berasal dari kata Bhurara 

Menurut cerita rakyat, asal-usul nama Blora dapat ditelusuri dari kisah Prabu Airlangga, raja di Kahuripan, Jawa Timur, yang terus melebarkan kekuasaannya.

Prabu Airlangga sendiri memilik tiga orang anak. Anak pertama perempuan dan anak kedua serta ketiganya laki-laki. 

Anak perempuannya, yang dicalonkan menjadi penguasa selanjutnya, memangku jabatan sebagai Sanggramawijaya, jabatan tertinggi setelah raja. 

Akan tetapi, ternyata putrinya tidak mau menerima mahkota kerajaan. Alasannya adalah karena ia berkeinginan untuk menjadi seorang brahmani (suatu golongan dalam agama Hindu). 

Sang putri ingin mendalami tentang agama dan hendak tinggal di lereng Gunung Penanggungan, karena ia merasa menjadi brahmani adalah panggilan hidupnya. 

Ketika mengetahui bahwa putrinya menolak untuk mewarisi takhta kerajaan, Prabu Airlangga merasa bingung siapa yang akan menggantikan kedudukannya.

Terlebih lagi, ketika kedua anak lelaki Prabu Airlangga mendengar bahwa kakak perempuannya tidak bersedia menjadi penguasa di Kahuripan, mereka saling berebut takhta.

Kian hari pertengkaran di antara keduanya menjadi semakin membesar, hingga menyusahkan hati Prabu Airlangga. 

Sebagai solusinya, sang putri mengusulkan agar negeri Kahuripan dibagi menjadi dua kerajaan. Mendengar usulan tersebut, Prabu Airlangga terkejut.

Pasalnya, ia telah bersusah payah menyatukan negeri Kahuripan dan menaklukkan banyak wilayah, tetapi sekarang harus memecahnya menjadi dua. 

Namun, karena itu merupakan satu-satunya jalan agar kedua anak lelakinya berhenti berselisih, Prabu Airlangga mendiskusikan usulan putrinya bersama dengan para punggawa (pejabat kerajaan). 

Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya usulan membagi negeri Kahuripan menjadi dua kerajaan disetujui. Orang yang akan membagi adalah Mpu Baradah. 

Mpu Baradah dikenal sebagai orang yang pandai dan memiliki cinta yang besar terhadap sesama. Ia juga sempat membantu Prabu Airlangga ketika musuhnya, Calonarang, menyebar penyakit di Kahuripan.

Saat itu juga, Prabu Airlangga segera mengutus dua orang untuk berangkat menjumpai Mpu Baradah. 

Setelah mendengar pesan dari Prabu Airlangga, Mpu Baradah setuju untuk membagi Kahuripan menjadi dua karena tidak ingin rakyat menderita karena perang saudara.

Mpu Baradah lantas membagi Kaharipan menjadi dua kerajaan, yang satu bernama Jenggala dan yang satu diberi nama Panjalu atau Kediri. 

Setelah pembagian negeri Kahuripan diselesaikan, Prabu Airlangga menganugerahi Mpu Baradah sebidang tanah yang cukup luas.

Tanah tersebut kemudian dinamai Bhurara oleh Mpu Baradah. Bhurara berasal dari kata bumi yang artinya tanah, dan rara yang artinya anak. 

Bhurara dapat diartikan tanah yang diberikan raja kepada seorang anak atau orang yang berjasa kepada negara. 

Oleh penduduk sekitar, nama Bhurara sering diucapkan Wurara atau Wurare. Pasalnya, dalam bahasa Jawa sendiri, kerap terjadi pertukaran pada huruf w dengan huruf b.

Lambat laun, nama Bhurara berubah menjadi Blura dan selanjutnya menjadi Blora.

Versi lain asal nama Blora

Menurut cerita rakyat versi lain, nama Blora disebut-sebut berasal dari kata belor yang berarti lumpur, yang kemudian berkembang menjadi mbeloran. 

Secara etimologi, Blora berasal dari kata wai dan lorah. Wai berarti air dan lorah berarti jurang atau tanah rendah. 

Seiring berjalannya waktu, penyebutan kata Wailorah menjadi Bailorah. Dari Bailorah kemudian menjadi Balora, dan akhirnya menjadi Blora. 

Jadi, apabila diartikan nama Blora memiliki arti tanah rendah berair. 

Referensi: 

  • Sumartono, Edy.(2009). Cerita Rakyat dari Blora (Jawa Tengah). Jakarta: Grasindo.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/30/090000779/asal-usul-nama-blora

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke