Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Bedanya Sunni dan Syiah?

Penganut Islam Sunni berpendapat bahwa penerus nabi dapat dipilih lewat konsensus. Hal yang paling penting adalah mereka mengikuti sunah Rasulullah.

Sedangkan Islam Syiah meyakini hanya keturunan Nabi Muhammad yang pantas menjadi khalifah.

Perbedaan pendapat antara dua aliran terbesar dalam Islam ini semakin meluas pasca terbunuhnya cucu Rasulullah dalam Pertempuran Karbala (680 M).

Sejak itu, Sunni dan Syiah resmi mengalami perpecahan dan terus bersengketa. Konflik yang berujung pada peperangan di antara keduanya pun masih berlangsung hingga sekarang, terutama di kawasan Timur Tengah.

Perbedaan pandangan terhadap ajaran Islam di antara keduanya sering disebut sebagai sumber konflik.

Namun, perselisihan di antara Sunni dan Syiah di masa kini sebenarnya tidak hanya sebatas masalah aliran agama, tetapi juga merambah bidang geopolitik.

Lantas, sebenarnya apa perbedaan antara Syiah dan Sunni?

Perbedaan Sunni dan Syiah

Sekitar 10 persen dari umat Muslim di dunia adalah penganut Islam Syiah. Mereka paling banyak tinggal di Iran, Azerbaijan, Bahrain, Lebanon, dan Irak.

Sementara golongan Islam Sunni, yang menjadi mayoritas, tersebar di negara-negara Arab, Turki, Pakistan, India, Malaysia, hingga Indonesia.

Meski terpecah, Sunni dan Syiah masih sependapat tentang beberapa aspek dalam ajaran Islam.

Misalnya, keduanya sepakat hanya ada satu Allah, Muhammad adalah nabi terakhir, dan meyakini Al-Quran adalah kitab suci umat Islam.

Bahkan dalam sejarahnya, penganut Islam Sunni dan Syiah juga pernah hidup berdampingan dengan damai.

Berikut ini sejumlah perbedaan Sunni dan Syiah yang membuat kedua aliran ini terus bersengketa.

Konsep tauhid

Konsep tauhid dalam keyakinan Syiah dan Sunni memilik sejumlah titik pembeda yang sangat khas.

Dalam keyakinan Syiah, tauhid yang murni harus dikonsepsikan dengan Imamah. Syiah menganggap Ali dan para pemimpin keturunan Nabi Muhammad sebagai imam, yakni sosok wali Allah yang ajarannya tidak mungkin salah.

Itulah sebabnya, keimanan seseorang dianggap tidak sah meski secara tulus beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, jika tidak ditopang oleh kepercayaan terhadap keimamahan Syiah.

Berbeda dengan Islam Sunni, yang menganggap khalifah dan imam sebagai jabatan setara kepala negara yang dapat dipilih melalui majelis, sehingga tidak terkait dengan ajaran tauhid.

Sunni justru memandang tauhid seseorang bisa rusak apabila mengkultuskan seorang manusia melebihi derajat nabi dan malaikat.

Hal inilah yang kemudian membuat Sunni kerap memandang Syiah bukan lagi Islam, karena keyakinannya telah melenceng dan sesat.

Rukun iman

Rukun iman Muslim Sunni dan Syiah secara garis besar masih sama, hanya beberapa penyebutannya saja yang berbeda.

Satu hal yang paling mencolok adalah, Muslim Syiah juga mengimani imamah, yakni adanya imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian.

Berikut ini enam rukun iman Muslim Sunni.

  • Iman kepada Allah
  • Iman kepada para malaikat
  • Iman kepada kitab-kitab Allah
  • Iman kepada nabi dan rasul
  • Iman kepada hari akhir
  • Iman kepada qada dan qadar.

Sedangkan Muslim Syiah memiliki lima rukun iman, yaitu:

  • Iman kepada Allah
  • Iman kepada imamah
  • Iman kepada nabi, rasul, kitab, dan malaikat (nubuwwah)
  • Iman kepada hari akhir (al-maad)
  • Iman kepada keadilan Allah (al adlu)

Rukun Islam

Rukun Islam umat Sunni adalah syahadat, shalat, puasa, zakat, dan menunaikan haji. Sedangkan bagi Muslim Syiah, syahadat tidak termasuk dalam rukun Islam.

Hanya saja, syahadat tetap harus diikrarkan ketika seseorang hendak memeluk Islam. Rukun Islam aliran Syiah adalah shalat, zakat, puasa, haji, dan wilayah.

Berwudhu

Dalam berwudhu, Muslim Syiah mengikuti anjuran surah Al-Maidah ayat 6, yaitu membasuh muka dan kedua tangan hingga siku, mengusap rambut dan kedua punggung kaki.

Sedangkan tata cara wudhu bagi Muslim Sunni adalah mengikuti sunah, yaitu dengan cuci tangan, kumur-kumur, menghirup air dalam hidung, dan mengusap telinga.

Beribadah

Muslim Sunni dan Syiah sama-sama menjalankan shalat lima waktu. Namun, dalam situasi tertentu, seperti bepergian misalnya, Muslim Sunni memperbolehkan shalat jamak, yaitu meringkas dua waktu shalat dalam satu waktu.

Selain itu, Muslim Sunni sering menempatkan sajadah untuk shalat dan jamaah laki-lakinya kerap mengenakan kopiah, sedangkan Muslim Syiah tidak.

Hadis dan mazhab

Hadis yang digunakan oleh kedua aliran ini berbeda. Muslim Sunni menggunakan enam hadis, yakni al-Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, al-Turmudzi, dan al-Nasa'i.

Selain itu, terdapat empat mazhab yang paling banyak diikuti oleh Muslim Sunni, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali.

Sedangkan Muslim Syiah hanya menggunakan empat hadis dan memiliki tiga mazhab utama, yaitu Zaydi, Ismaili, dan Ashariyya.

Referensi:

  • Hasib, Kholili. (2014). Sunni dan Syiah, Mustahil Bersatu. Bandung: Tafakur.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/12/140000979/apa-bedanya-sunni-dan-syiah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke