Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kabinet Burhanuddin Harahap: Latar Belakang, Susunan, dan Kebijakan

Kabinet ini juga disebut sebagai kabinet Nasional, karena jumlah partai yang tergabung pada kabinet ini dipegang 13 partai yang didominasi oleh Partai Masyumi. 

Latar Belakang

Kabinet Burhanuddin Harahap dibentuk sebagai pengganti Kabinet Ali Sastroamidjojo I yang sebelumnya telah menyerahkan mandatnya kepada presiden.

Lalu, pada tanggal 29 Juli 1955, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengumumkan tiga nama calon formatur kabinet baru, yaitu Wilopo, Sukiman, dan Asaat.

Namun ketiga calon ini justru sepakat untuk memilih Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan.

Tetapi, karena saat itu Moh. Hatta masih menjabat sebagai wakil presiden, Moh. Hatta kemudian menunjuk Burhanuddin Harahap untuk membentuk kabinet.

Ditunjuknya Burhanuddin Harahap sebagai formatur kabinet ini, karena ia merupakan salah satu anggota yang tergabung di Partai Masyumi. 

Pada masa ini, Partai Masyumi menjadi salah satu partai Islam yang paling berpengaruh di tingkat pemerintahan. 

Untuk memutuskan siapa yang akan menjadi formatur kabinet baru membutuhkan waktu yang cukup lama dan perlu melalui perdebatan panjang. 

Sampai akhirnya, Moh. Hatta memutuskan untuk memilih Burhanuddin Harahap. 

Awalnya, Burhanuddin menolak permintaan Moh. Hatta lantaran ia merasa tidak siap untuk menghadapi permasalahan yang saat itu sedang melanda.

Masalah perekonomian, ketahanan, dan keamanan. 

Namun, usulan dari Moh. Hatta ini diterima oleh Dewan Pimpinan Pusat Masyumi. 

Dengan perasaan ragu yang dirasakan, Burhanuddin pun akhirnya bersedia menerima amanat dari Moh. Hatta. 

Tanggal 12 Agustus 1955 resmi dibentuk Kabinet Burhanuddin Harahap.

Pencapaian

  • Berlangsungnya pemilihan umum pertama untuk DPR dan anggota konstituante secara demokratis pada tanggal 29 September 1955.
  • Pembubaran uni Indonesia-Belanda yang disetujui Sultan Hamid II selaku ketua Republik Indonesia Serikat. 
  • Pemberantasan korupsi, sehingga puluhan pejabat yang terlibat dalam kasus tersebut banyak ditangkap oleh polisi militer. 
  • Terkabulnya tuntutan Aceh untuk jadi provinsi terpisah dari Sumatera bagian Utara.
  • Berdirinya USU di Aceh dan Sumut sebagai lembaga pendidikan.

Kabinet Burhanuddin Harahap pun resmi bubar pada tanggal 3 Maret 1956, karena tugas-tugasnya telah tercapai dan selesai. 

Partai politik yang tergabung

  • Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)
  • Partai Indonesia Raya
  • Partai Syarikat Islam Indonesia
  • Demokrat
  • Nahdlatul Ulama (NU)
  • Partai Sosialis Indonesia
  • Partai Katolik Republik Indonesia
  • Partai Buruh
  • Partai Rakyat Nasional 
  • Partai Republik Indonesia Raya
  • Partai Rakyat Indonesia
  • Partai Kristen Indonesia
  • Independen

Referensi: 

  • Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi. Jakarta: Djambatan
  • Susanto, Ready. (2018). Mari Mengenal Kabinet Indonesia. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/14/164534879/kabinet-burhanuddin-harahap-latar-belakang-susunan-dan-kebijakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke