Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Menjadikan Olahraga Industri Pencetak Devisa

Kompas.com - 26/03/2023, 08:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bahkan, ada pemain yang dinaturalisasi karena keinginan sendiri seperti Cristian Gonzales, Marc Klok, Otavio Dutra, Ilija Spasojevic, juga Alberto Goncalves.

Namun kehadiran pemain naturalisasi ternyata belum membawa perubahan yang signifikan pada prestasi sepak bola Indonesia.

Memang, ada beberapa dari antara mereka yang masuk tim nasional. Namun, prestasi yang mereka belum sesuai dengan harapan.

Ada kalangan yang berpendapat bahwa hal itu terjadi karena pemain naturalisasi kurang memiliki jiwa nasionalisme karena mereka lahir dan dibesarkan di luar Indonesia.

Ada pula yang mengkritik bahwa naturalisasi membuat tim sepak bola Indonesia seperti kehilangan identitas nasional. Lagi pula, kehadiran pemain naturalisasi berdampak negatif, yaitu tersingkirkannya para talenta atlet lokal untuk masuk ke dalam kancah tim nasional.

Berbagai sorotan tersebut mengindikasikan bahwa ada masalah yang perlu dibenahi terkait proses seleksi dan pembinaan atas para pemain naturalisasi.

Untuk meningkatkan prestasi para atlet, dan memajukan industri olahraga sehingga mampu menambah devisa negara semua pemangku kepentingan harus berkomitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi.

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga melalui Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga sebagai Lembaga pengembang industri olahraga di Indonesia perlu bersinergi dengan organisasi-organisasi yang memayungi bidang olahraga tertentu seperti PSSI, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Persatuan Bola Voli seluruh Indonesia (PBVI) dan yang lain-lain untuk mengelola bidang-bidang olahraga dengan semangat profesionalisme yang tinggi.

Lebih dari itu mereka perlu berkolaborasi dengan para investor (pemilik modal) supaya menjadikan olahraga sebagai industri kreatif yang berdaya saing tinggi.

Sinergitas dan kolaborasi tersebut dapat mencairkan berbagai kebekuan (baca: kendala) yang membuat prestasi olahraga di negeri tercinta ini kurang berkembang.

Melalui kolaborasi dengan para investor, para pemangku kepentingan olahraga dapat mengembangkan berbagai sarana dan prasarana/fasilitas, program pendidikan/pelatihan olahraga, dan menyelenggarakan even/turnamen yang berkualitas sehingga para atlet dapat mengasah keterampilannya secara optimal.

Lebih daripada itu, melalui industrialisasi olahraga, penyelenggaraan even-even olahraga dapat dikelola menurut prinsip-prinsip bisnis dan hukum pasar bebas yang mengedepankan efisiensi, pemasaran digital yang dinamis, pelayanan prima dan penciptaan nilai tambah.

Pariwisata olahraga

Tak cuma itu, industrialisasi olahraga juga membuka peluang untuk dikaitkan dengan pengembangan destinasi wisata atau pariwisata olahraga (sport tourism).

Sport tourism menjadi paduan atraksi olahraga dan wisata dengan pertumbuhannya yang pesat.

Selain mengasah prestasi para atlet, ajang tersebut memiliki pasar yang cukup besar berkat banyaknya wisatawan mancanegara yang tertarik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com