KOMPAS.com - Dalam era persaingan global yang semakin ketat, perusahaan tidak hanya perlu berfokus pada citra merek produk atau layanan yang mereka tawarkan kepada konsumen, tetapi juga pada citra mereka sebagai pemberi kerja.
Dalam hal ini, membangun reputasi sebagai tempat kerja yang menarik dan berorientasi pada karyawan adalah hal yang sangat penting.
Menurut Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management (2016), employer branding adalah proses di mana sebuah perusahaan mempromosikan dirinya sebagai tempat kerja yang menarik bagi para karyawan yang ada dan calon karyawan potensial.
Lebih dari sekadar memiliki citra positif, employer branding melibatkan upaya strategis untuk menonjolkan nilai-nilai, budaya, dan keunggulan perusahaan sebagai tempat yang ideal untuk berkembang dan berkarir.
Baca juga: Pentingnya Konsistensi dalam Digital Branding
Employer branding memiliki tujuan untuk menarik bakat terbaik dengan menekankan pada nilai-nilai perusahaan, budaya kerja yang unik, serta kesempatan pengembangan karir yang menarik.
Selain itu, employer branding juga bertujuan untuk meningkatkan retensi karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan memenuhi kebutuhan individu.
Strategi employer branding yang dilakukan sebuah perusahaan memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:
Dengan memperkuat citra perusahaan sebagai tempat kerja yang menarik, berorientasi pada karyawan, dan memberikan peluang pengembangan karir yang jelas, perusahaan dapat menarik individu-individu berbakat yang akan berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang perusahaan.
Baca juga: 7 Manfaat Personal Branding beserta Pengertiannya
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif, memberikan kesempatan pengembangan karir, dan memenuhi kebutuhan karyawan, perusahaan dapat mengurangi tingkat pergantian karyawan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Citra yang positif sebagai pemberi kerja dapat meningkatkan reputasi keseluruhan perusahaan di mata masyarakat. Perusahaan yang dianggap sebagai tempat kerja yang baik dan berorientasi pada karyawan cenderung lebih diminati oleh konsumen, investor, dan mitra bisnis potensial.
Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam melakukan employer branding yang efektif. Berikut merupakan penjelasannya:
Langkah pertama dalam membangun employer branding adalah menetapkan identitas dan nilai-nilai perusahaan yang unik.
Ini melibatkan pengidentifikasian aspek-aspek kunci dari budaya perusahaan, misi, dan visi, serta nilai-nilai inti yang ingin dipromosikan kepada karyawan dan calon karyawan.
Baca juga: Pengertian dan Manfaat Penilaian Prestasi Karyawan
Komunikasi konsisten dan terbuka tentang nilai-nilai, budaya, dan kesempatan di perusahaan sangat penting untuk membangun employer branding yang kuat. Ini dapat dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk situs web perusahaan, media sosial, dan acara-acara internal.
Membangun employer branding yang kuat memerlukan fokus yang kuat pada pengalaman karyawan. Perusahaan harus berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, memberikan peluang pengembangan karir, dan mengakui dan menghargai kontribusi karyawan.
Melibatkan karyawan dalam pembangunan employer branding dapat meningkatkan keterlibatan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Membangun keterlibatan melalui forum diskusi, kelompok kerja, dan survei karyawan dapat membantu perusahaan memahami kebutuhan dan harapan karyawan dan menyesuaikan strategi employer branding sesuai dengan itu.
Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.