Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembung Rangkep: Pengertian dan Jenis

Kompas.com - 21/03/2024, 11:00 WIB
Eliza Naviana Damayanti,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tembung rangkep adalah kata yang dibaca dua kali, itu bisa menjadi kata secara keseluruhan atau hanya satu suku kata.

Tiga kategori tembung rangkep adalah dwilingga, dwipurwa, dan dwiwasana. 

Berikut adalah pengertian dan jenis tembung rangkep:

Tembung dwilingga wantah

Karena tembung ini terdiri dari pengulangan tembung lingga atau kata dasar, tembung rangkep ini tidak menerima imbuhan. Tembung rangkep dwilingga dibagi menjadi dua, yaitu:

Tembung dwilingga wantah (murni)

Tembung dwilingga wantah murni adalah kata ulang yang murni. Contoh:

  • kaya-kaya linggane kaya
  • kupu-kupu linggane kupu
  • seneng-seneng linggane seneng
  • omah-omah linggane omah
  • udan-udan linggane udan
  • ethok-ethok linggane ethok

Baca juga: Tembung Saroja dan Artinya

Tembung dwilingga salin swara

Tembung dwilingga salin swara adalah kata dasarnya diganti menjadi huruf vokal. Contoh:

  • bengak-bengok linggane bengok
  • bola-bali linggane bali
  • celak-celuk linggane celuk
  • solan-salin linggane salin
  • tonga-tangi linggane tangi
  • wotak-watuk linggane watuk
  • ugal-ugil linggane ugil

Tembung dwipurwa

Tembung dwipurwa adalah tembung rangkep yang mengulang suku kata bagian depan atau suku kata pertama. Contoh:

  • gegedhug linggane gedhung
  • pepeteng linggane peteng
  • rereged linggane reged
  • sesepuh linggane sepuh
  • tetenger linggane tenger
  • gegaman linggane gaman
  • pepadhang linggane padhang
  • bebungah linggane bungah 
  • tetuku linggane tuku
  • sesorah linggane sorah 

Baca juga: Apa Itu Tembung Camboran?

Tembung dwiwasana

Tembung dwiwasana adalah tembung yang diulang pada bagian belakang suku katanya saja. Contoh:

  • cekakak linggane cekak
  • cekikik linggane cekik
  • cengenges linggane cenges
  • cengingis linggane cengis
  • jegeges linggane jeges
  • pethetheng linggane pentheng

 

Referensi:

  • Drs. Imam Sutardjo, M. (2014). Kawruh Basa saha Kasusastran Jawi. Surakarta: Bukutujju.
  • Raharjo, S.H. (n.d). Kawruh Basa Jawa Pepak. Semarang: CV. Widya Karya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com