KOMPAS.com - Dalam dunia perdagangan internasional, istilah "surplus neraca perdagangan" seringkali menjadi perbincangan hangat.
Surplus ini menjadi indikator penting bagi keadaan ekonomi suatu negara dalam hubungannya dengan pasar global.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi memahami surplus neraca perdagangan dengan lebih dalam, mulai dari konsep, penyebab, hingga dampaknya.
Surplus neraca perdagangan adalah kondisi di mana nilai ekspor suatu negara melebihi nilai impornya selama periode tertentu.
Dalam konteks ini, ekspor merujuk pada barang dan jasa yang dijual ke luar negeri oleh negara tersebut, sedangkan impor mencakup barang dan jasa yang dibeli dari luar negeri.
Dengan kata lain, negara tersebut lebih banyak menjual barang dan jasa ke luar negeri daripada yang dibelinya dari luar negeri. Hal ini mengakibatkan akumulasi kekayaan dalam bentuk mata uang asing atau aset lainnya.
Baca juga: Surplus Produsen: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya
Surplus neraca perdagangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dilansir dari Penpoin, terdapat tiga faktor menentukan ukuran surplus perdagangan, yaitu:
Pertumbuhan ekonomi yang kuat seringkali diikuti oleh peningkatan produksi barang dan jasa dalam negeri.
Hal ini dapat meningkatkan ketersediaan produk untuk diekspor, karena produsen lokal akan memproduksi lebih banyak barang untuk memenuhi permintaan baik domestik maupun internasional.
Sebagai hasilnya, volume ekspor meningkat, yang dapat menyebabkan surplus perdagangan.
Nilai tukar mata uang yang rendah dapat membuat barang-barang ekspor menjadi lebih murah bagi konsumen internasional, sehingga meningkatkan daya saing produk ekspor. Hal ini dapat menghasilkan surplus perdagangan karena permintaan terhadap ekspor meningkat.
Baca juga: Neraca Perdagangan: Pengertian dan Fungsinya
Produk-produk yang memiliki daya saing yang kuat di pasar internasional cenderung diminati oleh konsumen luar negeri, sehingga meningkatkan permintaan terhadap ekspor.
Investasi dalam inovasi, teknologi, dan peningkatan kualitas produk dapat meningkatkan daya saing, yang pada gilirannya dapat mendukung terciptanya surplus perdagangan.
Dua variabel ekonomi utama yang terpapar surplus perdagangan adalah PDB riil dan nilai tukar. Berikut merupakan penjelasannya:
PDB riil mengukur nilai moneter dari total produk yang dihasilkan oleh ekonomi domestik. Dari total produk, sebagian dikonsumsi di dalam negeri, sementara yang lain diekspor. Jika ekspor meningkat, itu mendorong peningkatan produksi dalam negeri dan meningkatkan PDB riil.
Baca juga: Pengertian Neraca Pembayaran Surplus