KOMPAS.com - Salah satu dari empat punakawan adalah Wayang Gareng, yang sering muncul di pertunjukan wayang. Meskipun nama lengkap Gareng adalah "Nala Gareng", orang sering hanya menyebutnya "Gareng"
Dalam cerita pewayangan, Gareng diceritakan sebagai anak sulung Semar. Gareng diartikan sebagai pesan untuk berhati-hati dalam bertindak dan tidak mengambil milik orang lain atau yang bukan haknya.
Saat itu, Gareng adalah Bambang Sukodadi, seorang satria tampan dari padepokan Bluluktiba. Dengan kekuatan dan keangkuhan yang luar biasa, Gareng selalu menantang setiap melawan satria yang dihadapinya.
Suatu hari, setelah tapa, ia bertemu dengan satria lain bernama Bambang Panyukilan. Mereka malah berkelahi karena salah pengertian. Perkelahian itu tidak menghasilkan pemenang atau kekalahan. Malah sebaliknya, keduanya mengalami kerusakan wajah.
Karena Batara Ismaya adalah pamong para satria Pandawa yang menegakkan kebenaran, Semar dalam bentuk Jangganan Samara Anta memberi nasihat kepada kedua satria yang baru saja berkelahi.
Karena mereka kagum dengan nasihat Batara Ismaya, kedua satria itu memutuskan untuk mengabdi dan meminta menjadi anak dari Lurah Karang Kadempel yaitu Batara Ismaya. Akhirnya, Jangganan Samara Anta bersedia menerima mereka karena kedua satria itu mau menemaninya menjadi pamong para Pandawa yang berbudi luhur. Semar kemudian mengangkat Gareng sebagai anak tertua (sulung).
Baca juga: Mengenal Tokoh Wayang Semar
Nama lain Gareng, yaitu:
Gareng memiliki bentuk fisik yang kurang sempurna, seperti:
Watak yang dimiliki Gareng, yaitu:
Baca juga: Siapa Itu Petruk?
Referensi: